Minggu, 28 April 2024

Breaking News

  • Klaim Amerika Serikat: Temukan Bukti China Intervensi Pilpres 2024?   ●   
  • APTISI Riau Bahas Proker 2024 Dalam Upaya Kontribusi Pada Pendidikan Tinggi di Riau   ●   
  • Permainan Politik Edy Natar Nasution dan Sinyal Dukungan Partai   ●   
  • CERI Pertanyakan Hakim Tipikor Jakarta Yang Tidak Menghadirkan Nicke dan Dwi Sucipto Dalam Sidang Kasus Pengadaan LNG Pertamina Dengan Corpus Criti Liquefaction   ●   
  • Edy Natar Bergerak Cepat, Jalin Silaturahmi dengan Parpol   ●   
Dari Muhibah PWI Riau ke INHART UIA Malaysia, Indonesia Harus Tangkap Peluang Industri Halal Dunia
Sabtu 14 Oktober 2017, 08:29 WIB
Deputi Dekan Akademik, Research & Publication INHART Universitas Islam Antarbangsa Malaysia, Prof Dr Irwandi Jaswir MSc memberi pencerahan industri halal' kepada rombongan PWI Riau
Kawasan Gombak,Kuala Lumpur-- Deputi Dekan Akademik, Riset dan Publikasi INHART Universitas Islam Antarbangsa Malaysia Prof Dr Irwandi Jaswir MSc menjelaskan, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia harus merebut pasar industri halal dan Moeslim Friendly dunia. Hal itu dikatakannya kepada berazam.com disela-sela menyambut 34 wartawan anggota PWI Provinsi Riau yang mengadakan kunjungan muhibah ke Lembang A yang dipimpinnya, Selasa (10/10). INHART adalah International Institute for Halal Reseacrh and Training, yaitu lembaga riset dan training halal milik universitas itu. Menurut putra kelahiran Medan itu, industri halal saat ini berkembang pesat di dunia. Dan memiliki potensi bisnis ratusan miliar pertahun. Tidak hanya di sektor makanan dan kosmetik, tapi juga di bidang jasa perhotelan, penerbangan dan pelabuhan. Negara-negara pengekspor makanan dalam kemasan seperti Cina, Korea dan Jepang kini menyadari pentingnya label halal untuk produk yang diekspornya ke negeri Muslim seperti Indonesia dan Timur Tengah. Begitu juga negara Eropa pengekspor kosmetik. Saat ini, banyak hotel di dunia minta diaudit untuk menentukan tingkat rating 'Moslem Friendly'-nya, yakni sejauh mana layanan hotel tersebut bersahabat dengan konsumen hotel beragama Islam. Makin banyak fasilitas untuk kaum Muslim di hotel tersebut, makin tinggi pula rating 'Moslem Friendly'-nya. Bahkan kontainer yang akan membawa makanan ke negara-negara Arab pun mensyaratkan harus disamak dulu dengan tanah, untuk membebaskannya dari najis haram. "Sekarang ada perusahaan internasional penyamak kontainer. Adapula perusahaan yang menjual tanah di swalayan-swalayan untuk menyamak besar benda haram," cerita Prof Irwandi. Jadi peluang Indonesia, termasuk perguruan tinggi, melakukan riset, pengembangan akademik dan pelatihan dalam bidang halal ini sangat besar. "Di Indonesia, Perguruan tinggi harus mengambil peranan," pria Indonesia asal desa Baringin Bukittinggi, Sumatera Barat itu. Dia menambahkan, riset tentang halal di tingkat universitas tidak terbatas hanya pada soal ilmu pangan atau biokimia. Tapi juga bisa dikembangkan pada bidang hukum, teknik, informatika, biologi, tanah dan sebagainya. "Perusahaan IT dari Rusia yang bekerjasama dengan UIA malam ini adalah perusahaan broser internet halal. Pemiliknya bahkan non-Muslim. Mereka mau membuat mesin pencari data semacam Google, namun khusus untuk yang berkaitan dengan halal," ujarnya. Saat ini produk halal tengah menjadi perhatian dunia. "Ini dikarenakan potensi produk dan pasar halal di dunia saat ini nilainya mencapai 3 triliun dolar setiap tahunnya," kata Prof Irwandi didampingi DR Beta, akademisi INHART yang juga berasal dari Indonesia. Bahkan output yang dicapai dari industri halal terhadap pertumbuhan ekonomi Malaysia sangat siknifikan. "Angka pastinya saya kurang hafal tapi yang jelas sangat siknifikan," kata Sang Profesor menjawab pertanyaan sejauh mana efek industri halal terhadap economic growth Malaysia. Produk dan industri halal dunia, kata Irwandi, bukan semata soal makanan atau minuman. Tetapi juga meliputi kosmetika halal, hotel halal, penerbangan halal, obat-obatan halal, vaksin halal dan masih banyak lagi produk-produk yang lainnya. INHART sendiri sebagai sebuah institusi, kata Irwandi, bukan semata mendeteksi bahan-bahan sebuah produk halal atau tidak halal, tetapi juga meneliti bahan-bahan halal untuk pengganti bahan yang tidak halal seperti vaksin untuk jemaah haji. Rombongan Muhibah Jurnalistik PWI Riau yang berkunjung ke tempat ini ialah 34 wartawan pengurus PWI Riau dan PWI daerah, dipimpin langsung Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang diterima Prof Irwandi. INHART adalah salah satu lembaga dari empat lembaga yang menjadi agenda kunjungan Muhibah Jurnalistik PWI Riau 2017. Tiga lembaga lainnya yang dikunjungi adalah Kantor Berita Bernama Malaysia, Kumpulan Media Karangkraf dan Radio Televisiyen Malaysia (RTM). Zulmansyah Sekedang dalam sambutannya menyebutkan, kedatangan rombongan Muhibah PWI Riau ke INHART adalah untuk silaturahmi. "Tapi paling penting kedatangan ke INHART adalah untuk edukasi. Terutama untuk menambah pengetahuan dan wawasan wartawan tentang produk halal dan industri halal di dunia," ungkap Zulmansyah. Usai memberi pencerahan, Irwandi mengajak rombongan PWI untuk menyantap Snack dan minum yang telah dipersiapkan para staf sang Profesor. "Snack ini halal kan Prof," celetuk Zulmiron yang disambut tawa riang semua wartawan PWI Riau Hebat. Usai santap Snack dilanjutkan foto bateng. Dan Profesor pun menjadi rebutan kawan-kawan wartawan tuk berfoto ria. (*) Laporan: Ybs



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top