Ketika Kecerdasan Buatan Menyatu dengan Situs Porno
Minggu 15 Oktober 2017, 07:00 WIB
Berazam--Pornhub menggunakan artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk meningkatkan layanan.
Banyak sisi menarik dalam dunia dunia maya. Bagi beberapa orang, sisi menarik itu adalah situs porno. Pornhub salah satu situs porno populer di dunia yang banyak menyedot perhatian di jagat internet. Menurut klaim Pornhub, rata-rata 92 miliar video ditonton setiap tahun.
Agar situs mereka lebih menarik, Pornhubmencoba memakai teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Di tahap awal, dengan bantuan computer vision, mereka akan menyuplai 10.000 citra bintang porno dari basis data video Pornhub guna menjadi sumber data untuk memfungsikan AI.
Pasokan gambar bintang porno yang fantastis memang bukan sesuatu yang mengejutkan. Contohnya ImageNet, sebuah proyek yang dilakukan beberapa peneliti Stanford University dan Princenton University soal computer vision berbasis AI.
ImageNet memiliki basis data lebih dari 14 juta gambar yang terbagi dalam 22 ribu kategori. Beberapa gambar bahkan dibuat sangat spesifik. Gambar kucing misalnya, ada 62 ribu gambar kucing dengan ragam variasinya pada basis data mereka. Ini dilakukan tak lain untuk memberi pelajaran paling presisi bagi AI untuk lebih mengetahui sosok kucing.
Pornhub, dengan modal 10.000 gambar bintang porno, pun ingin melakukan langkah serupa. Membuat AI ciptaannya paripurna dalam menilai dunia pornograf
Corey Price, Vice President Pornhub mengatakan bahwa AI yang mereka kembangkan akan membuat “pengguna mudah mencari bintang porno yang mereka inginkan, secara lebih presisi atas apa yang mereka kehendaki dan melalui AI pula kami mampu memberikan hasil pencarian terbaik.”
Dalam setahun ke depan AI buatan Pornhub kemudian akan memindai 5 juta video yang ada di layanan mereka. Tugasnya cukup sederhana, memberikan tagging (nama bintang porno, kategori, metadata, dan kata kunci) pada video-video milik Pornhub. Price mengatakan bahwa kerja sederhana itu merupakan langkah awal untuk mempercepat perubahan.
AI bikinan Pornhub akan memberi label public pada suatu video jika ia mendeteksi latar belakang ruangan terbuka. AI akan memberikan label blonde pada video dengan bintang porno berambut pirang.
Selain tagging, AI akan bekerja memperbaiki kualitas video pada layanan Pornhub. Memperbaiki video buram, koreksi warna, dan tugas-tugas terkait memperindah video, akan dilakukan oleh teknologi kecerdasan buatan. Penerapan AI tentu menguntungkan bagi pengelola Pornhub dari sisi pengelolaan data, juga bagi para pengunjung agar mempermudah mereka.
AI memang sedang menjadi tren saat ini. DeepMind, startup milik Google, dan OpenAI, startup milik Elon Musk, tampil di terdepan dengan capaian masing-masing. Dua duanya sukses memenangkan permainan yang bahkan oleh manusia pun sukar dimenangkan. DeepMind menang dalam permainan catur Go melawan Ke Jie, pemain catur Go profesional. Sementara OpenAI sukses mengalahkan pemain gim online Dota profesional bernama Danil "Dendi" Ishutin.
Selain Pornhub, Miles Deep merupakan layanan lain yang menggabungkan pornografi dengan kekuatan teknologi AI. Miles Deep merupakan editor video yang mampu melakukan proses editing videoporno secara mudah. Miles Deep mampu memecah adegan-adegan porno secara presisi, dan membuat bagian-bagian yang tak diperlukan. Miles Deep pun mampu mengumpulkan adegan spesifik dalam suatu video porno. Saat ini ada 6 kategori posisi seks yang bisa dibaca oleh Miles Deep. Menurut klaim mereka, tingkat presisi kategori adegan seks mencapai 95 persen.
Miles Deep sesungguhnya dibuat berdasarkan source code sebuah proyek bernama “Open NSFW Model” bikinan Yahoo. Proyek itu merupakan bagian Yahoo untuk menyaring konten-konten pornografi pada layanan pencarian gambar milik mereka. Open NSFW Model dirancang berdasarkan teknologi neural network milik Yahoo bernama Caffe Framework.
Open NSFW Model akan mendeteksi dan mengklasifikasikan sebuah gambar dalam skala dari 0 hingga 1. Skor kurang dari 0,2 menandakan bahwa suatu gambar aman untuk dikonsumsi aman sementara skor lebih dari 0,8 menandakan bahwa gambar mengandung konten-konten NSFW alias “Not Suitable For Work.” Tingkat presisinya, persis besarannya dengan tingkat presisi Miles Deep yang mencapai 95 persen.
Usaha-usaha filtrasi konten pornografi seperti yang dilakukan Yahoo melalui Open NSFW Model bukanlah sebuah usaha tunggal. Twitter misalnya, situsweb microblogging itu membeli startup AI bernama Madbits yang tugasnya mengkurasi konten-konten yang diduga mengandung unsur NFSW. Hebatnya, Madbits mengklaim tingkat akurasi mereka berada di angka 99 persen.
Perkembangan teknologi terkini pada dunia pornografi tak bisa dicegah apalagi dihentikan. Di banyak sisi dunia pornografi bahkan melecut perkembangan teknologi. Dalam buku bertajuk “The Secret Museum: Pornography in Modern Culture” karya Walter Kendrick disebutkan bahwa konsep “pornografi” tak pernah ditemukan hingga penghujung abad ke-18.
Melalui teknologi percetakan, perlahan tapi pasti, pornografi mengemuka di seluruh dunia. Teknologi yang hadir berikutnya seperti metode pay-per-view, VCR, dan streaming video online, ikut didukung perkembangannya oleh dunia pornografi.
Di beberapa kasus, pemanfaatan teknologi bagi dunia pornografi berdampak negatif. Sebuah aplikasi bertajuk The FindFace misalnya, memanfaatkan teknologi facial recognition, aplikasi asal Rusia itu mampu menganalisa foto dan video porno dan mengkomparasikannya dengan basis data pengguna VKontakte, pengguna Facebook orang Rusia.
Hasil komparasi itu, sang aplikasi dapat mengetahui data-data pribadi bintang porno yang dipindai. Selepas mengetahui data-data pribadi, pesan-pesan SPAM akan dikirimkan pada keluarga atau sahabat bintang porno yang berhasil mereka deteksi, ini tentu pelanggaran privasi.(tid/ybs)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Jumat 26 April 2024, 21:04 WIB
CERI Pertanyakan Hakim Tipikor Jakarta Yang Tidak Menghadirkan Nicke dan Dwi Sucipto Dalam Sidang Kasus Pengadaan LNG Pertamina Dengan Corpus Criti Liquefaction
Jumat 26 April 2024, 20:51 WIB
Edy Natar Bergerak Cepat, Jalin Silaturahmi dengan Parpol
Jumat 26 April 2024, 18:14 WIB
RDP PPDB, DR. Karmila Sari: Komisi V DPRD Riau Rekomendasi Penilaian Langsung Oleh Siswa
Jumat 26 April 2024, 18:08 WIB
Kabar Duka, Bupati Indragiri Hilir 2 Periode, Indra Mukhlis Adnan Meninggal Dunia
Jumat 26 April 2024, 18:02 WIB
Kolaborasi yang Apik STY dengan Pemain, Hantarkan Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23 2024
Jumat 26 April 2024, 10:59 WIB
Terkait Lesapnya Dana Nasabah BRI Makassar Rp 400 Juta, Ini Tanggapan Pihak BRI
Kamis 25 April 2024, 15:40 WIB
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024, Ini Kata Orang BI
Kamis 25 April 2024, 10:54 WIB
Andi Rahman Desak Pemerintah Segera Tuntaskan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru -Padang
Kamis 25 April 2024, 10:47 WIB
Brigjend TNI Edy Natar Nasution Mendaftar sebagai Balon Gubri di Kantor PDIP Riau
Kamis 25 April 2024, 10:19 WIB
MTQ Ke-42 Tingkat Provinsi Riau, Kota Pekanbaru Raih Juara Pertama Cabang Fahmil Qur’an Putri