Setya Novanto Ditahan, Wapres JK: Proses Hukum Sudah Berjalan
Minggu 19 November 2017, 15:58 WIB
Medan, berazamcom - Ketua DPR Setya Novanto yang ditahan KPK dan dibantarkan ke RSCM terkait kasus dugaan korupsi e-KTP. Soal penahanan itu, Wapres JK meminta semua pihak menunggu proses hukum yang sedang berjalan.
"Tunggu proses hukum lah ya. Proses hukum sudah berjalan lah. Kita jaga saja, dan yang menjaganya ke proses hukumnya," kata usai menghadiri penutupan Munas KAHMI JK di Medan, Sumatera Utara, Minggu (19/11/2017).
Saat ditanya bagaimana sebaiknya sikap Golkar terkait penahanan Setya Novanto itu, JK enggan berkomentar. "Ya saya tidak berhak mengomentari itu. Itu kan Golkar," ujarnya.
Sementara itu, JK menjawab dengan nada canda soal adanya permintaan agar dirinya turun gunung untuk membenahi Golkar. "Saya tidak pernah di gunung, saya tetap di darat," tuturnya seraya tertawa.
Sebelumnya diberitakan, JK sempat bereaksi keras menyusul menghilangnya Setya Novanto di tengah kejaran KPK. Menurut Ketum Golkar periode 2004-2009 itu, Golkar harus segera menggelar musyawarah nasional luar biasa untuk mencari pengganti Novanto sebagai Ketum Golkar.
"Ya, itu tergantung Golkar-lah. Tapi harus segera. Harus ada yang pimpin Golkar. Harus segera. Kalau tidak, masak kapten menghilang tidak diganti kaptennya? Masak menghilang. Harus ada pemimpin baru yang muncul," tegas JK, Kamis (16/11).
Sementara itu, Golkar akan menggelar rapat pleno awal pekan mendatang. Meski agenda pleno belum diketahui, Golkar kemungkinan akan membahas Ketua Umum Setya Novanto yang menjadi tahanan KPK.
"Mungkin agendanya masih belum ditentukan apa saja. Hanya mungkin saya menduga soal perkembangan mutakhir tentang perkembangan terakhir ditahannya ketua umum (Setya Novanto), itu kan harus ada sikap resmi partai," kata Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/11). (dtc)
"Tunggu proses hukum lah ya. Proses hukum sudah berjalan lah. Kita jaga saja, dan yang menjaganya ke proses hukumnya," kata usai menghadiri penutupan Munas KAHMI JK di Medan, Sumatera Utara, Minggu (19/11/2017).
Saat ditanya bagaimana sebaiknya sikap Golkar terkait penahanan Setya Novanto itu, JK enggan berkomentar. "Ya saya tidak berhak mengomentari itu. Itu kan Golkar," ujarnya.
Sementara itu, JK menjawab dengan nada canda soal adanya permintaan agar dirinya turun gunung untuk membenahi Golkar. "Saya tidak pernah di gunung, saya tetap di darat," tuturnya seraya tertawa.
Sebelumnya diberitakan, JK sempat bereaksi keras menyusul menghilangnya Setya Novanto di tengah kejaran KPK. Menurut Ketum Golkar periode 2004-2009 itu, Golkar harus segera menggelar musyawarah nasional luar biasa untuk mencari pengganti Novanto sebagai Ketum Golkar.
"Ya, itu tergantung Golkar-lah. Tapi harus segera. Harus ada yang pimpin Golkar. Harus segera. Kalau tidak, masak kapten menghilang tidak diganti kaptennya? Masak menghilang. Harus ada pemimpin baru yang muncul," tegas JK, Kamis (16/11).
Sementara itu, Golkar akan menggelar rapat pleno awal pekan mendatang. Meski agenda pleno belum diketahui, Golkar kemungkinan akan membahas Ketua Umum Setya Novanto yang menjadi tahanan KPK.
"Mungkin agendanya masih belum ditentukan apa saja. Hanya mungkin saya menduga soal perkembangan mutakhir tentang perkembangan terakhir ditahannya ketua umum (Setya Novanto), itu kan harus ada sikap resmi partai," kata Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/11). (dtc)
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024
Rabu 15 Mei 2024, 13:21 WIB
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:15 WIB
Calon Pemimpin Riau Mendatang, Syamsuar Pastikan Maju Gubernur Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:11 WIB
JMSI Tolak RUU Penyiaran yang Bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Pers
Rabu 15 Mei 2024, 10:20 WIB
Bangkitkan Semangat Gotong Royong, Jumat Ini Pemko Gelar Gerakan Cinta Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 10:02 WIB
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran
Rabu 15 Mei 2024, 09:36 WIB
Ketua KNPI Ronal Akhyar Dukung Mendagri Tunjuk Hambali Manurung Jadi PJ Walikota Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 09:19 WIB
Universitas Pertamina Gencarkan Internasionalisasi Pendidikan, Supaya Lulusan Lebih Kompetitif
Selasa 14 Mei 2024, 23:11 WIB
Kecanduan Kekuasaan