Senin, 29 April 2024

Breaking News

  • Besok, Kajati Riau Akmal Abbas, SH. MH Dianugerahi Gelar Adat Datuk Seri Lela Setia Junjungan Negeri   ●   
  • Ketua Umum YLPI Riau Lantik Komisaris dan Direktur PT Uira Usaha Investasa   ●   
  • Dua Tahun Berjibaku Merawat Konstituen, Kunci Sukses Arif Eka Saputra Raih Suara Tertinggi DPD RI   ●   
  • Diduga Berkonspirasi Mengamankan Mafia Pailit, CERI Laporkan Oknum Jaksa Kejati Jatim ke Jaksa Agung   ●   
  • Idulfitri 1445 H, Pj Gubernur Riau Undang Masyarakat Silaturahmi ke Rumah Dinas   ●   
Benarkah Tidak ada Musuh dan Teman Abadi Dalam Politik?
Rabu 10 Januari 2018, 08:13 WIB
Benarkah Tidak ada Musuh dan Teman Abadi Dalam Politik?
Dalam politik, sering kita mendengar istilah tidak ada musuh dan teman yang abadi yang ada hanyalah kepentingan. Kepetingan dapat menjadikan teman manjadi musuh atau bahkan musuh menjadi teman, tergantung kepentingan. Itulah dunia politik yang dipenuhi dengan kepentingan sendiri.

Dalam politik tidak ada teman yang abadi yang ada hanyalah kepentingan yang abadi. Untung rugi dalam politik menjadi ukuran, kepentingan menjadi nomor satu, dan kesetiaan ditempatkan pada nomor dua. Maka tidak heran, bila dulu merasa menjadi musuh karena keinginan untuk merebut kekuasaan, tapi begitu ada peluang memegang kekuasaan itu, langkah pun merapat untuk menjadikan teman.

Sekali lagi kita harus ingat bahwa politisi tidak punya teman atau musuh yang permanen. Yang ada hanyalah kepentingan permanen. Oleh karena itu pula, dari ranah politik sebaiknya orang jangan mengharapkan ciri-ciri seperti yang dipancarkan oleh hubungan persahabatan, yaitu adanya perasaan saling menghargai, setia, dan siap berkorban bagi sahabat, bahkan kadang sampai tingkat lebih mendahulukan kepentingan sahabat daripada kepentingan diri sendiri.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran Ayat 103 yang menyebutkan, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

Dalam surat tersebut, perlu adanya perubahan pola berpikir bahwa ada suatu hal yang harus dipikirkan bersama dibandingkan hanya sekedar membicarakan kepentingan suatu golongan dan menjadikan satu golongan lainnya sebagai musuh dan kemudian menjadikannya teman lagi. Lebih baik pikirkan kesejahteraan untuk bangsa ini. Hal yang harus dipikirkan adalah kepentingan bersama yang berada dalam suatu media yang sama (Politik) dan untuk mencapai suatu tujuan bersama yaitu kesejahteraan bangsa ini.(ummi online)



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top