Berazam--Mungkin sebagian dari kamu kini tinggal di daerah atau kota yang penuh dengan pembangunan gedung-gedung seperti hunian apartemen yang memang sedang banyak digalakkan. Salah satunya yang sedang banyak pembangunan apartemen di daerah Tangerang dan Bekasi. Namun ada satu fenomena yang cukup menarik tentang angka lantai yang berada di beberapa gedung apartemen yang ada di beberapa kota. Fenomena tersebut adalah menghilangnya atau ketiadaan lantai yang menyangkut dengan angka 4. Biasanya mulai dari angka 4, 14, 24, 34, 44 dan seterusnya. Dikutip dari www.99.co/blog/Indonesia, tidak dicantumkannya lantai-lantai yang berbau angka empat tersebut biasanya banyak yang menggantikan angka empat tersebut dengan angka lain. Jadi kebanyakan lantai gedung- gedung atau apatemen tersebut menloncati angka 4, perloncatan lantai misalnya dari lantai 3 langsung ke lantai 5 atau juga dari lantai 13 (karena angka 13 juga bisa disebut angka sial bagi beberapa orang) langsung loncat ke lantai 15. Tapi nggak semua apartemen atau gedung-gedung bertingkat begitu juga. Ada yang mengakali lantai 4 dengan substitusi nomor lantai. Biasanya angka empat digantikan dengan gabungan angka dan huruf seperti lantai 3A dan lain sebagainya. Coba diinget-inget lagi deh, pernah memperhatikan hal tersebut? Lalu, sebenarnya mengapa angka 4 itu dihilangkan? Ternyata sebagian orang percaya terhadap fengshui. Jadi begini penjelasannya, sebagian masyarakat keturunan tionghoa atau Chinese percaya soal fengshui tentang angka 4. Ada yang bisa tebak kalau angka 4 itu mirip apa? Yap pasti tau kalau angka 4 mirip dengan kursi terbalik. Misteri angka 4 ini di percaya tidak bagus untuk kedudukan dan jabatan karena bisa menyebabkan jabatan yang dimiliki akan turun. Enggak hanya itu, pada pelafalan Bahasa China angka 4 di baca shi yang jika diartikan artinya mati. Kalau menurut pelafalan Jepang, angka 4 itu diartikan dengan kesedihan. Sama-sama buruk kan? Yah mungkin karena itu angka 4 ga bisa dijadikan sebagai angka keberuntungan. Namanya juga mitos, itu hak mu untuk percaya atau tidak Percaya? Yap guys, itu hak perogatif masing-masing dari kita uutk percaya atau tidak. Ga dipungkiri ada juga beberapa apartemen yang masih menggunakan perhitungan seperti perhitungan normal lainnya, berarti tak ada loncatan angka yang berbau angka 4. Untuk mempercayai suatu hal yang bersifat tradisional memang tak bisa di lepaskan dari kehidupan kita khususnya di Indonesia. Sebab budaya tersebut sudah mendarah daging yang ga bisa di lepaskan dari kehidupan masyarakat walaupun sudah era digital seperti saat ini. Namun ga sedikit loh yang menolak untuk percaya dengan mitos-mitos seperti itu, karena sudah merasa hidup di era modern seperti sekarang ini. So, ini pilihan kamu untuk percaya atau tidak.(red/ben).