Minggu, 19 Mei 2024

Breaking News

  • PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh   ●   
  • Ini Daftar Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Mantan Dirut Karen Agustiawan   ●   
  • 3 Tahun Kepemimpinan Rektor: Sportivitas Persaudaraan Menuju UIN Suska Terbilang dan Gemilang   ●   
  • Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan   ●   
  • Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara   ●   
Lolos Jadi Peserta Pemilu 2019, Begini Peluang PBB
Selasa 06 Maret 2018, 08:42 WIB
Ketua Umum PBB YUsril Ihza Mahendra dan para pengurus lainnya usai dimenangkan Bawaslu, Minggu (4/3/2018)
Jakarta, berazamcom - Kemenangan Partai Bulan Bintang (PBB) merebut tiket peserta pemilu 2019 melalui sidang ajudikasi tak dapat dirayakan berlama-lama. Pengalaman menunjukkan partai ini kesusahan menembus ambang batas parlemen dalam dua periode terakhir.

PBB tercatat selalu gemilang menembus syarat peserta pemilu, 1999, 2004, 2009, dan 2014. Tapi data perolehan suaranya menunjukkan tren yang menurun sehingga gagal menembus ambang batas parlemen (parliamentary threshold/ PT).

Data pemberitaan detik.com pada 2009, PBB hanya meraih 1,8 juta suara atau 1,79 persen. Pada pemilu 2014-pun meraup 1,8 juta atau 1,46 persen. Bagaimana dengan peluang pada Pemilu 2019?

Meski kemarin dinyatakan menang oleh Bawaslu dan berhak menjadi peserta, tapi hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), 7-13 Desember 2017, hasilnya tak menggembirakan. Sebanyak 1.220 responden yang diambil dengan metode multistage random sampling, PBB hanya akan meraup 0,1 persen.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli menyebutkan kedigdayaan PBB yang mewarisi Partai Masyumi tak gemerlap seperti dahulu kala. Hilangnya kedigdayaan ini karena dua sebab, yakni perpecahan internal dan hilangnya ideologi massa.

"Dari faktor internal dulu ada perpecahan di kalangan Masyumi. Dan sebagian kader Masyumi beralih ke PPP sebagai fusi parpol Islam semasa Orde Baru, atau pindah ke PKS," jelas Lili kepada wartawan, Senin (5/3/2018).

M. Arskal Salim GP dalam buku Mengapa Partai Islam Kalah?: Perjalanan Politik Islam dari Pra-Pemilu 1999 Sampai Pemilihan Presiden menyebutkan, pewaris Masyumi pasca reformasi mengalami segmentasi. Mereka terbagi dalam tiga parpol, yakni PBB yang diketaui Yusril Ihza Mahendra, Partai Politik Islam Masyumi (PPIM) yang diketuai oleh Abdullah Hehamahua, dan Partai Masyumi Baru (PMB) yang diketuai Ridwan Saidi.

Perpecahan inilah yang membuat suara massa tidak terkonsentrasi. Selanjutnya seleksi alam simpatisan Masyumi juga tergoda oleh berbagai parpol Islam yang lain dengan ideologi yang hampir sama. Bahkan mereka harus berbagi lambang bulan bintang.

Lili menyebutkan ideologi PBB di basis massa-pun merosot. Visi PBB dianggap kurang mengakar sehingga banyak kader maupun pemilih tak jarang beralih ke parpol nasionalis.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adji Alfarabie mengungkap pengelolaan PBB selama ini tidak semenarik parpol berbasis Islam yang berhasil masuk ke DPR. Struktur PBB kurang solid, calon anggota legislatifnya kurang populer, dan cenderung sentralistis.

"PBB ini masih mengandalkan ketua umum-nya, Yusril Ihza Mahendra, sebagai figur sentral. Ini kurang kuat, apalagi posisinya sekarang adalah pengamat hukum dan pengacara," jelasnya.

Ia mengakui Yusril merupakan sosok yang cerdas dan sangat terkenal pasca reformasi 1999. Kecerdasan dan kepiawaiannya di bidang hukum diperlihatkan dalam sejumlah persidangan kasus yang ditanganinya. Begitu pun dalam persidangan ajudikasi di Bawaslu, akhirnya bukti-bukti dan argumentasi yang diajukan membuat PBB dimenangkan melawan KPU.(*)

sumber: detik.com



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top