Tak Cuma ke Jokowi, PKB Juga Tawarkan Cak Imin kepada Prabowo
Selasa 06 Maret 2018, 11:20 WIB
Lukman Edy
Jakarta, berazamcom - Politikus PKB Lukman Edy menilai sosok sang Ketum, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), merupakan sosok yang strategis jika dipasangkan dengan siapa saja dalam Pilpres 2019. Ia menawarkan Cak Imin kepada Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai cawapres.
"Kalau Cak Imin ini cocok semua ini. Kondisi di tengah populisme Islam, kemudian di tengah mengentalnya politik aliran ya. Semakin mengentalnya politik aliran, maka figur Cak Imin yang moderat itu penting. Dan dia bisa masuk di mana saja," kata Lukman kepada wartawan, Senin (5/3/2018).
Untuk itu, ia menyebut Presiden Joko Widodo penting menggaet Cak Imin pada Pilpres 2019. Sebab, menurut Lukman, persoalan keagamaan akan dapat tertangani jika Jokowi bersama Cak Imin.
Misalnya, masuk di Jokowi. Itu juga menurut saya penting bagi Jokowi untuk menggandeng Cak Imin. Kalau nggak seperti itu (tidak menggandeng Cak Imin), maka Pak Jokowi tidak bisa menjawab persoalan populisme Islam," sebut Lukman.
"Saya kira berat bagi Jokowi untuk pilpres itu mengantisipasi begitu banyaknya isu-isu populisme Islam," sambungnya.
Tak hanya dengan Jokowi, Lukman pun menyimulasikan Cak Imin dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, kecil kemungkinan bagi Prabowo untuk menang tanpa menggandeng Cak Imin karena faktor basis massa yang besar.
"Nah, masuk ke Prabowo juga, masuk. Karena Prabowo kan sudah pernah dengan PAN ya, dengan Hatta Rajasa. Ternyata tidak ngefek gitu kan," ujar Lukman.
Cagub Riau itu menilai Prabowo akan kesulitan bila tidak merekrut tokoh dengan basis massa besar. Sebagai Ketum PKB, Cak Imin memiliki barisan massa NU.
"Karena tanpa merekrut tokoh dengan basis massa yang besar, berat juga untuk Prabowo. Massa besar yang militan gitu ya. Itu berat juga untuk Prabowo memenangkan pilpres di 2019," tutur Lukman. (*)
[]bazm-13
sumber: detik.com
"Kalau Cak Imin ini cocok semua ini. Kondisi di tengah populisme Islam, kemudian di tengah mengentalnya politik aliran ya. Semakin mengentalnya politik aliran, maka figur Cak Imin yang moderat itu penting. Dan dia bisa masuk di mana saja," kata Lukman kepada wartawan, Senin (5/3/2018).
Untuk itu, ia menyebut Presiden Joko Widodo penting menggaet Cak Imin pada Pilpres 2019. Sebab, menurut Lukman, persoalan keagamaan akan dapat tertangani jika Jokowi bersama Cak Imin.
Misalnya, masuk di Jokowi. Itu juga menurut saya penting bagi Jokowi untuk menggandeng Cak Imin. Kalau nggak seperti itu (tidak menggandeng Cak Imin), maka Pak Jokowi tidak bisa menjawab persoalan populisme Islam," sebut Lukman.
"Saya kira berat bagi Jokowi untuk pilpres itu mengantisipasi begitu banyaknya isu-isu populisme Islam," sambungnya.
Tak hanya dengan Jokowi, Lukman pun menyimulasikan Cak Imin dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, kecil kemungkinan bagi Prabowo untuk menang tanpa menggandeng Cak Imin karena faktor basis massa yang besar.
"Nah, masuk ke Prabowo juga, masuk. Karena Prabowo kan sudah pernah dengan PAN ya, dengan Hatta Rajasa. Ternyata tidak ngefek gitu kan," ujar Lukman.
Cagub Riau itu menilai Prabowo akan kesulitan bila tidak merekrut tokoh dengan basis massa besar. Sebagai Ketum PKB, Cak Imin memiliki barisan massa NU.
"Karena tanpa merekrut tokoh dengan basis massa yang besar, berat juga untuk Prabowo. Massa besar yang militan gitu ya. Itu berat juga untuk Prabowo memenangkan pilpres di 2019," tutur Lukman. (*)
[]bazm-13
sumber: detik.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Minggu 19 Mei 2024, 16:51 WIB
PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh
Minggu 19 Mei 2024, 14:38 WIB
Ini Daftar Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Mantan Dirut Karen Agustiawan
Minggu 19 Mei 2024, 11:42 WIB
3 Tahun Kepemimpinan Rektor: Sportivitas Persaudaraan Menuju UIN Suska Terbilang dan Gemilang
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka