Minggu, 5 Mei 2024

Breaking News

  • Balon Gubri Edy Natar Nasution Serahkan Formulir ke DPW PKB: Membangun Komunikasi Politik yang Solid   ●   
  • Mantan Gubernur Riau Edy Natar Nasution Terima Dukungan Penuh dari Marga Butar Butar untuk Maju di Pilgubri 2024   ●   
  • Aklamasi, Tri Joko Jadi Ketua PJS DKI Jakarta   ●   
  • Bupati Zukri Misran Ngopi Sore Bareng JMSI Riau, Disorot Kontribusi dalam Pemilu dan Fokus Pembangunan Pelalawan   ●   
  • Dugaan Pencemaran Nama Baik Profesi, PJS Resmi Adukan Rum Pagau ke Polda Gorontalo   ●   
Bau Badan Tak Hilang dengan Deodoran, Apa Sebabnya?
Selasa 06 Maret 2018, 13:08 WIB
ilustrasi

berazamcom - Bau badan selalu diidentikkan dengan deodoran. Benda kecil ini kerap kali dianggap mampu untuk mencegah terjadinya bau badan. Sayangnya meski telah menggunakan deodoran berulang kali, bau badan tetap saja melekat pada tubuh. Apa penyebab sebenarnya? Penelitian Monell Chemical Senses Center mengungkap, bau badan yang dimiliki seseorang merupakan gangguan genetik yang lebih dikenal dengan “fish odor syndrome” (sindrom bau ikan).

Secara ilmiah, kondisi ini disebut trimethylaminuria (TMAU), yang disebabkan jumlah senyawa trimetilamin (TMA) yang berlebihan. seringkali penggunaan deodoran hanya dianggap sebagai pencegah sementara keluarnya aroma tak sedap. TMAU merupakan suatu penyakit genetik, di mana gen turunan menghambat kemampuan tubuh untuk memecah TMA.

TMA dapat ditemukan dalam berbagai bahan makanan yang mengandung zat kolin seperti ikan laut, telur, hati, kacang kedelai dan kacang merah. TMA dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan bau tak sedap.

Bau tersebut akan dikeluarkan oleh tubuh melalui keringat, urin, dan napas. Tingkatan TMA dan aroma yang dikeluarkan mampu menghasilkan lilin, dan berkurang tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi seseorang. Seperti contoh bau yang dikeluarkan tubuh tersebut hanya dapat muncul jika seseorang mengonsumsi kacang-kacangan atau telur goreng. Monell juga melakukan penelitian terhadap 353 orang yang memiliki masalah bau badan.

Peneliti menguji tingkat urin peserta setelah mereka mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung kolin. Penelitian menemukan 118 peserta memiliki kadar kimia dalam urin mereka, dan 65 persen peserta tidak menderita permasalahan bau badan. Sementara hanya 3,5 persen peserta yang mengeluhkan tentang bau amis seperti istilah “fish odor syndrome”.

Mereka beranggapan tidak selamanya orang-orang dengan bau tak sedap mengeluarkan aroma seperti bau amis ikan. Dalam beberapa kasus, antibiotik dapat menjadi solusi terbaik bagi masalah ini. Kunjungi dokter dan konsultasikanlah permasalahan tersebut guna mendapatkan hasil maksimal.(*)

[]bazm-13
sumber: kompas.com





Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top