Sabtu, 4 Mei 2024

Breaking News

  • Bupati Zukri Misran Ngopi Sore Bareng JMSI Riau, Disorot Kontribusi dalam Pemilu dan Fokus Pembangunan Pelalawan   ●   
  • Dugaan Pencemaran Nama Baik Profesi, PJS Resmi Adukan Rum Pagau ke Polda Gorontalo   ●   
  • PT BRKS Jalin Kerjasama dengan Dinas PMD Bengkalis Terkait Pelaksanaan Siskeudes-Link   ●   
  • UIR Masuk Dalam 10 Kampus Islam Terbaik Versi Edurank, Wakil Rektor Bidang Akademik : UIR Akan Terus Tingkatkan Mutu Kampus   ●   
  • Hari ini Gebyar BBI BBWI dan Carnival Lancang Kuning Mulai Digelar di Pekanbaru   ●   
Siak Keluarkan Surat Edaran ''Salam Tanjak'' dan Wajib Berbahasa Melayu
Kamis 08 Maret 2018, 12:08 WIB
Foto: Istana Siak
Siak Sri Indrapura, Berazam--Siak selalu menjadi kiblat kebudayaan di Riau. Pemkab Siak mewajibkan pemakaian slogan baru yakni ''salam tanjak dan wajib memakai Bahasa Melayu''. Salam tanjak dimaksudkan bukan untuk berlagak tetapi untuk membudayakan tanjak. Intinya, kalau ada yang sebut salam tanjak, dijawab, salam tanjak. Tanjak adalah ikat kepala laki-laki yang bentuknya khas. Aturan salam tanjak dan berbahasa Melayu sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bupati Siak tertangal 6 Februari 2017 dan dalam Perda No. 1/2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Kebudayaan Melayu di Kabupaten Siak dan Perda No. 14/2015 tentang Berbahasa dan Berpakaian Melayu. Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Siak, agar dapat menggunakan tanjak pada hari Kamis dan Jumat. Selain melengkapi khasanah berpakaian Melayu pada hari Jumat, terapkan juga berbahasa Melayu dalam interaksi komunikasi. Wakil Bupati Siak, Alfedri menyebutkan, setiap Jumat sudah memakai pakaian Melayu, dan penggunan bahasa Melayu dapat diterapkan juga, baik dalam setiap dialog interaksi dan komunikasi, pidato, serta arahan-arahan, serba Melayu ini bagian untuk lebih melestarikan dan membudayakan di tengah masyarakat. Kemudian juga disebutnya, penggunaan tanjak pada hari jumat juga diberlakukan untuk jajaran pendidikan, yakni guru dan peserta didik. Dia mengatakan gerakan bertanjak adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan Melayu pada masyarakat itu sendiri ataupun luar. Tanjak dianggap sebagai kewibawaan di kalangan masyarakat Melayu, yang digunakan untuk penutup kepala. Pada zaman dahulu, semakin tinggi dan kompleks bentuknya menunjukkan status sosial si pemakainya. Saat ini perajin tanjak sudah mulai memproduksi ikat kepala tersebut dan bisa didapatkan di Pasar Seni Siak. Beberapa minggu terakhir, keuntungan dan jumlah permintaan sudah mulai meningkat. Nantinya tanjak Siak akan diperkenalkan kepada setiap pengunjung yang datang ke istana Siak. Dengan begitu, wisatawan yang datang di luar Riau akan mengenal salah satu ciri khas kebudayaan Melayu. ** Sumber: Dinas Kebudayaan Siak



Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top