Pro Dan Kontra Internet Mati Saat Nyepi
Jumat 16 Maret 2018, 12:54 WIB
Kebutuhan manusia masa kini terhadap internet tak bisa dipungkiri. Pertanyaannya apa yang terjadi bila hidup tanpa internet?
Berazam-Hari Raya Nyepi jadi ritual tahunan para penganut Hindu khususnya di Bali. Ritual suci yang mewajibkan para penganutnya untuk tidak melakukan aktivitas keduniawian. Khusus tahun ini ada seruan bersama dari majelis agama dan keagamaan di Bali agar selama Nyepi pihak provider diharapkan untuk mematikan layanan internet.
Pemerintah merespons, melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, menghormati seruan tersebut. Rudiantara mengeluarkan surat edaran agar seluruh Penyelenggara Telekomunikasi yang menyediakan layanan akses internet di Provinsi Bali untuk melakukan langkah-langkah dalam mendukung seruan bersama.
Namun, ada juga imbauan agar tetap menjaga kualitas layanan akses internet untuk obyek-obyek vital serta layanan kepentingan umum yang menurut sifatnya harus tetap berlangsung layanan internet. Pemerintah pada akhirnya menyerahkan ini kepada masing-masing provider.
Seruan kepada provider untuk mematikan internet saat Hari Raya Nyepi di Bali mendapat respons yang beragam. Ada yang setuju ada juga sebaliknya. I Gusti Agung Cok, salah seorang aktivis keagamaan Hindu, termasuk yang mendukung. Alasannya menghindari internet selama Nyepi, yang merupakan bagian dari bagian ritual amati pekaryan, alias tidak melakukan pekerjaan selama Nyepi.
Namun, ia juga berpendapat bahwa penduduk Bali tak 100 persen beragama Hindu dan menjalankan Nyepi. Ada penganut agama lain di Bali yang hak-hak-nya wajib dihormati. I Gede Bagus Gigih Ferdian Baskara dari Keluarga Mahasiswa Hindu Institut Teknologi Bandung (ITB) berpendapat internet tak perlu dimatikan oleh provider saat Nyepi. Ia beralasan karena internet berada di bawah kendali seseorang, maka masing-masing individu yang mengendalikannya.
Di luar persoalan seruan dan respons yang beragam ihwal internet pada Hari Raya Nyepi yang memang perlu dihormati. Namun ada pertanyaan yang mendasar, apa yang terjadi bila manusia hidup tanpa internet?
Hidup Tanpa Internet
Satu hari di tahun 1975, New York Telephone Company menghentikan layanan telepon rumah di 300 blok di Manhattan, New York selama 23 hari. Dalam laporan yang ditulis BBC, berjudul What if The Internet Stopped for a Day? setelah pemadaman itu ada survei terhadap 190 warga yang kena dampak. Hasilnya empat per lima responden mengatakan bahwa mereka kehilangan kontak dengan teman dan keluarga. Selebihnya ada dua per tiga responden yang merasa terisolasi dan gelisah.
Namun, kini telepon rumah hampir dilupakan. Semenjak dekade 1990-an, dunia semakin terhubung melalui jaringan internet sebagai sarana berkomunikasi selain telepon. Pada 1995 hanya 1 persen penduduk Bumi yang online dengan internet. Kini 54,4 persen penduduk Bumi adalah pengguna internet, jaringan dan penggunaan internet telah mendominasi masyarakat dunia.
Paul Kingsley dan Terry Anderson, peneliti dari University of Ulster, Irlandia Utara, pada penelitian yang dituangkan dalam jurnal berjudul “Facing Life Without the Internet” (1998) menyatakan bahwa 26,8 persen dari 128 mahasiswa yang menjadi objek penelitiannya, mengaku sepakat akan kehilangan sesuatu yang spesial saat tak terkoneksi internet.
Selain itu, ada 40,6 persen dari responden yang menyatakan tidak setuju hidup tanpa internet. Tercatat juga ada 10,1 persen responden yang menyatakan bahwa hidup tanpa internet merupakan sesuatu yang tidak terpikirkan oleh mereka.
Pada penelitian ini terungkap, layanan email merupakan fasilitas internet yang paling dibutuhkan. Sebanyak 32,3 persen responden mengaku tidak masalah bila kehilangan akses mengakses world wide web asal tetap dapat menggunakan email.
Penelitian ini menyimpulkan alasan manusia kian tergantung pada internet karena manusia modern kini telah menjadi masyarakat yang haus informasi. Sebanyak 55,5 persen responden setuju bahwa masa depan mereka yang tidak memperoleh informasi akan menyebabkan keadaan buruk dalam hidup.
Namun, penelitian Kingsley dan Anderson memang dalam konteks penggunaan internet pada masa awal-awal kemunculannya di dunia periode 1990-an akhir. Kebutuhan orang terhadap internet pada periode makin terkini tentu makin kompleks, dan tak hanya sebatas email saja. Berbagai layanan digital yang tersambung dengan internet seperti beragam aplikasi, game,belanja online, ride sharing dan sebagainya tentu makin membuat orang bergantung dengan internet.
Michael Calore, editor senior Wired, menyatakan secara tersirat bahwa ketergantungan manusia pada internet masa ini atas kesuksesan teknologi ini "membunuh" waktu menunggu.
“Bukan hanya kemampuan untuk mendapatkan jawaban ataupun pengiriman di hari yang sama yang dipenuhi dunia online, ini karena atas kehadiran internet, aspek menunggu pada banyak hal hilang,” terang Calore pada The Atlantic.
Persoalan waktu ini pula yang bisa menggambarkan ketergantungan orang pada internet setiap hari. Data lain dari Statistamenyatakan bahwa generasi milenial menghabiskan waktu selama 223 menit alias 3,7 jam sehari untuk online menggunakan perangkat mobile dengan jaringan internet. Ini menggambarkan cengkeraman internet pada manusia masa kini semakin tak terhindari. Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan solusi teknologi informasi Excelacom, dalam 60 detik ada 2,4 juta orang yang mencari sesuatu melalui Google.
Internet masa kini juga melekat pada gadget, yang kenyataannya menjadi teman sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dirilis Nielsen Mobile Shopping, Banking and Payment Report pada Oktober 2016, sebanyak 53 persen konsumen global mengatakan merasa tidak tenang jika berada jauh dari perangkat mobile.
Penelitian yang dilakukan pada 1-23 Maret 2016 dengan sampel lebih dari 30.000 konsumen online di 63 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara ini menyatakan sebanyak 56 persen responden tidak dapat membayangkan hidup tanpa perangkat mobile. Sebanyak 70 persen menyatakan perangkat mobile membuat hidup mereka menjadi lebih baik.
Mengukur seberapa sanggup manusia bisa hidup tanpa internet memang sangat relatif. Namun, dari waktu yang digunakan orang untuk berinternet hingga berjam-jam per hari, dan tak menggunakan internet bisa berdampak bagi perasaan individu, maka tak bisa disangkal internet memang sudah jadi kebutuhan. Apakah kebutuhan ini bisa dikendalikan? Jawabannya tentu bisa.*
bazm2/Tirto.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Selasa 14 Mei 2024, 23:11 WIB
Kecanduan Kekuasaan
Selasa 14 Mei 2024, 20:09 WIB
PT BPS Salurkan Paket Sembako Untuk Warga Desa Semunai
Selasa 14 Mei 2024, 09:57 WIB
Masa Depan Indonesia Pasca Jokowi, Teka-teki yang Menantang
Selasa 14 Mei 2024, 09:35 WIB
Lepas Keberangkatan Jemaah Haji Riau ke Arab Saudi, Ini Pesan yang Disampaikan Pj Gubri
Selasa 14 Mei 2024, 09:29 WIB
Pemprov Riau Buka Seleksi 4 Jabatan Eselon II
Senin 13 Mei 2024, 20:56 WIB
Membatasi Kebebasan Pers: Ancaman Terhadap Demokrasi dan Transparansi
Senin 13 Mei 2024, 15:57 WIB
Salah Kaprah Caleg Terpilih Maju Dalam Pilkada 2024 Tidak Wajib Mundur Dari Jabatannya
Senin 13 Mei 2024, 14:01 WIB
BRK Syariah Buka Peluang Besar untuk Petani dan Pekebun di Riau: Program Peremajaan Sawit Rakyat Mendukung Produktivitas
Senin 13 Mei 2024, 12:06 WIB
Kloter Pertama Jemaah Haji Riau Telah Tiba di Batam Hari Ini
Senin 13 Mei 2024, 10:41 WIB
Pj Walikota Pekanbaru Tegaskan PPDB Gratis: Jika Ada Pungli Silakan Dilapor