AS Blokir Pernyataan PBB Soal Penyelidikan Demonstrasi Gaza
Senin 02 April 2018, 09:02 WIB
Ratusan personil militer zionis Israel, Jumat (30/3), berkumpul di sekitar perbatasan dengan peralatan militer lengkap.
JENEWA, berazamcom -- Amerika Serikat (AS) memblokir rancangan pernyataan oleh Dewan Keamanan PBB. Rancangan itu menyerukan penyelidikan atas pembunuhan 17 demonstran Palestina yang tidak bersenjata di dekat perbatasan timur Jalur Gaza.
Dilansir di Aljazirah, Senin (2/4), Kuwait yang mengajukan rancangan ini menuntut penyelidikan independen dan transparan sesuai hukum internasional dalam peristiwa demonstrasi Land Day pada Jumat lalu. Pernyataan itu juga menyatakan keprihatinan besar pada situasi di perbatasan dan menekankan hak demonstrasi damai.
Namun AS memblokir pernyataan itu. Perwakilan AS untuk PBB Walter Miller mengatakan pihak-pihak tertentu menggunakan aksi demonstrasi sebagai penutup untuk menghasut kekerasan dan membahayakan jiwa yang tidak bersalah.
Anggota Komite Eksekutif Pembebasan Organisasi Palestina (PLO), Hanan Ashrawi mengutuk keputusan AS. Ia menggambarkan AS dan Inggris sebagai komplotan dalam pelanggaran dan kekerasan terus-menerus Israel.
"Tentara Israel menggunakan kekerasan yang tak terkendali, melepaskan lebih dari 100 penembak jitu dan menembakkan peluru tajam, gas air mata dan peluru baja berlapis karet melawan para pengunjuk rasa di depan mata seluruh komunitas internasional," kata Ashrawi dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.
Ia menyayangkan sikap Dewan Keamanan PBB yang gagal menyepakati sebuah pernyataan mengutuk pelanggaran berat yang disebabkan Israel. "Sikap kontraproduktif seperti itu dapat membuat mereka [Inggris dan AS] terlibat dalam pendudukan militer Israel dan dalam pelanggaran dan kekerasan yang lebih parah lagi," lanjutnya.
Ia mengatakan tidak ada seorang pun yang berani menunjukkan keberanian moral atau politik untuk membuat Israel bertanggung jawab dan mengekang perilaku ilegalnya. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menolak permintaan penyelidikan atas tindakan tentara Israel.
"Tentara Israel melakukan apa yang diperlukan. Saya pikir semua prajurit kami berhak mendapatkan medali. Adapun komisi penyelidikan, tidak akan ada," kata Lieberman kepada Radio Angkatan Darat.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 1.500 warga Palestina terluka pada protes Jumat lalu. Mereka terluka karena pasukan Israel menembakkan peluru tajam untuk memaksa demonstran kembali dari daerah perbatasan Gaza. Pada Sabtu, 49 orang lagi terluka dalam demonstrasi yang sedang berlangsung.
Protes massal, yang disebut "The Great March of Return", diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil dan didukung semua faksi politik untuk menyerukan hak pulang pengungsi Palestina. Demonstrasi ini diselenggarakan selama enam pekan dan diawali dengan peringatan Land Day.
Land Day merupakan sebuah peristiwa untuk memperingati enam warga Palestina Israel yang ditembak mati oleh pasukan Israel setelah memprotes penyitaan pemerintah atas tanah Palestina pada 30 Maret 1976. Aksi ini akan berakhir pada 15 Mei.*
[]bazm-13
sumber: republika.co.id
Dilansir di Aljazirah, Senin (2/4), Kuwait yang mengajukan rancangan ini menuntut penyelidikan independen dan transparan sesuai hukum internasional dalam peristiwa demonstrasi Land Day pada Jumat lalu. Pernyataan itu juga menyatakan keprihatinan besar pada situasi di perbatasan dan menekankan hak demonstrasi damai.
Namun AS memblokir pernyataan itu. Perwakilan AS untuk PBB Walter Miller mengatakan pihak-pihak tertentu menggunakan aksi demonstrasi sebagai penutup untuk menghasut kekerasan dan membahayakan jiwa yang tidak bersalah.
Anggota Komite Eksekutif Pembebasan Organisasi Palestina (PLO), Hanan Ashrawi mengutuk keputusan AS. Ia menggambarkan AS dan Inggris sebagai komplotan dalam pelanggaran dan kekerasan terus-menerus Israel.
"Tentara Israel menggunakan kekerasan yang tak terkendali, melepaskan lebih dari 100 penembak jitu dan menembakkan peluru tajam, gas air mata dan peluru baja berlapis karet melawan para pengunjuk rasa di depan mata seluruh komunitas internasional," kata Ashrawi dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.
Ia menyayangkan sikap Dewan Keamanan PBB yang gagal menyepakati sebuah pernyataan mengutuk pelanggaran berat yang disebabkan Israel. "Sikap kontraproduktif seperti itu dapat membuat mereka [Inggris dan AS] terlibat dalam pendudukan militer Israel dan dalam pelanggaran dan kekerasan yang lebih parah lagi," lanjutnya.
Ia mengatakan tidak ada seorang pun yang berani menunjukkan keberanian moral atau politik untuk membuat Israel bertanggung jawab dan mengekang perilaku ilegalnya. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menolak permintaan penyelidikan atas tindakan tentara Israel.
"Tentara Israel melakukan apa yang diperlukan. Saya pikir semua prajurit kami berhak mendapatkan medali. Adapun komisi penyelidikan, tidak akan ada," kata Lieberman kepada Radio Angkatan Darat.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 1.500 warga Palestina terluka pada protes Jumat lalu. Mereka terluka karena pasukan Israel menembakkan peluru tajam untuk memaksa demonstran kembali dari daerah perbatasan Gaza. Pada Sabtu, 49 orang lagi terluka dalam demonstrasi yang sedang berlangsung.
Protes massal, yang disebut "The Great March of Return", diselenggarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil dan didukung semua faksi politik untuk menyerukan hak pulang pengungsi Palestina. Demonstrasi ini diselenggarakan selama enam pekan dan diawali dengan peringatan Land Day.
Land Day merupakan sebuah peristiwa untuk memperingati enam warga Palestina Israel yang ditembak mati oleh pasukan Israel setelah memprotes penyitaan pemerintah atas tanah Palestina pada 30 Maret 1976. Aksi ini akan berakhir pada 15 Mei.*
[]bazm-13
sumber: republika.co.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024
Rabu 15 Mei 2024, 13:21 WIB
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:15 WIB
Calon Pemimpin Riau Mendatang, Syamsuar Pastikan Maju Gubernur Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:11 WIB
JMSI Tolak RUU Penyiaran yang Bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Pers
Rabu 15 Mei 2024, 10:20 WIB
Bangkitkan Semangat Gotong Royong, Jumat Ini Pemko Gelar Gerakan Cinta Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 10:02 WIB
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran
Rabu 15 Mei 2024, 09:36 WIB
Ketua KNPI Ronal Akhyar Dukung Mendagri Tunjuk Hambali Manurung Jadi PJ Walikota Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 09:19 WIB
Universitas Pertamina Gencarkan Internasionalisasi Pendidikan, Supaya Lulusan Lebih Kompetitif
Selasa 14 Mei 2024, 23:11 WIB
Kecanduan Kekuasaan
Selasa 14 Mei 2024, 20:09 WIB
PT BPS Salurkan Paket Sembako Untuk Warga Desa Semunai