Seminar Kerjasama Apkasindo Dengan Pupuk Kaltim
Gulat Manurung Kupas Permasalahan Teknis dan Klasik Perkebunan Sawit Rakyat
Rabu 04 April 2018, 15:58 WIB
Ketua DPW Apkasindo Riau, Ir.Gulat Medali Emas Manurung saat memberi pencerahan terkait persoalan teknis dan klasik perkebunan sawit rakyat
Pekanbaru, Berazam-Konsep dan paradigma perkebunan kelapa sawit saat ini sudah bergeser dari ekstensifikasi menjadi intensifikasi. Artinya, bagaimana meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit yang ada.
Petani sawit harus beralih dari kuantitas ke kualitas. Sudah tidak zamannya lagi paradigma lama. Ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi di berbagai kesempatan, yaitu upaya mengoptimalkan produksi dari perkebunan kelapa sawit yang ada.
Kelapa sawit telah menjadi komoditi andalan dan strategis Indonesia, namun berbagai permasalahan teknis dan klasik masih selalu dijumpai. Diantaranya adalah penggunaan bibit ilegitim, peremajaan (lahan non-produktif), pemupukan, efektivitas panen, serta permasalahan hama dan penyakit yang belum terselesaikan secara efektif.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah Seminar bertajuk "Optimalisasi Produksi TBS Perkebunan Sawit Rakyat" kerjasama antara DPW Apkasindo Riau dengan PT.Pupuk Kalimantan Timur, Rabu (4/4) di Pekanbaru.
Dalam pemaparannya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau, Ir.Gulat ME. Manurung menyampaikan, dari berbagai permasalahan teknis tersebut, permasalahan pupuk dan pemupukan memegang peranan penting. Itu karena dari total biaya produksi, 60-70% terserap untuk biaya pupuk dan pemupukan. Untuk itu sangat diperlukan kecermatan dan pengetahuan tentang aspek pupuk dan pemupukan.
Suatu kemustahilan produksi meningkat jika tidak dipupuk, khususnya untuk tanaman kelapa sawit sebagai tanaman keras. Apalagi sawit sudah berumur di atas 4 tahun dapat dipastikan kemampuan tanah mensuply unsur hara tanah sudah mendekati titik nol.
Artinya, jika tanaman di atas umur 4 tahun tidak diasup dengan pupuk, maka tanaman sawit tersebut hanya bertahan hidup saja. Tidak sedikit petani sawit yang frustrasi karena biaya produksi tidak kunjung tertutupi dari hasil panen TBS. Ujung-ujungnya kebun sawitnya ditelantarkan. “Biasanya tipe petani seperti ini hanya ikut-ikutan saja menanam sawit,” kata Gulat.
Menurut Gulat, produktivitas kelapa sawit aktual petani pada umumnya masih relatif rendah, yaitu 15-35%. Jauh di bawah produktivitas potensial, dan ini tentunya juga memerlukan dukungan riset, inovasi dan penerapan best practices.
Inovasi kultur teknis terutama pemupukan yang efisien, berimbang dan efektif tentu selalu diperlukan untuk mencapai produktivitas potensial.
Konsep pemupukan yang harus dipahami pelaku usahatani kelapa sawit adalah konsep 5-T (tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, tepat cara dan tepat kualitas). Efisiensi pemupukan akan meningkat sampai 75% jika menerapkan 5 Konsep Pemupukan ini.
Kebanyakan petani sudahlah dosisnya tidak benar, jenis pupuknya tidak cocok, waktu pemupukan tidak pas, cara memupuk salah, dan kualitas pupuk tidak jelas, maka semakin runyamlah masa depan sawit petani. “Bagaimana pulak ceritanya jika sama sekali tidak memupuk. Ini adalah fakta di kalangan petani sawit swadaya,” tambah Gulat.
Untuk tujuan itulah DPW APKASINDO Riau selalu mencari terobosan meningkatkan produksi TBS sawit petani. Terobosan itu salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama dengan PT Pupuk Kaltim, produsen pupuk (BUMN) yang beroperasi di Kalimantan Timur.*
bazm2/sumber:sawit plus.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Senin 13 Mei 2024, 14:01 WIB
BRK Syariah Buka Peluang Besar untuk Petani dan Pekebun di Riau: Program Peremajaan Sawit Rakyat Mendukung Produktivitas
Senin 13 Mei 2024, 12:06 WIB
Kloter Pertama Jemaah Haji Riau Telah Tiba di Batam Hari Ini
Senin 13 Mei 2024, 10:41 WIB
Pj Walikota Pekanbaru Tegaskan PPDB Gratis: Jika Ada Pungli Silakan Dilapor
Senin 13 Mei 2024, 10:35 WIB
Bantu Proses Keberangkaan Jemaah Haji ke Bandara, Pemko Pekanbaru Sediakan Lima Unit Bus
Senin 13 Mei 2024, 10:28 WIB
Banjir Bandang di Sumbar, Basarnas Pekanbaru Kirim Bantuan Personel
Senin 13 Mei 2024, 10:22 WIB
Selebritis Raffi Ahmad Ramaikan Bursa Calon Gubernur Jateng
Minggu 12 Mei 2024, 19:34 WIB
Terkait Rencana Kedatangan Gibran ke Riau, Fauzi Kadir: Banyak Pejabat yang Cari Muka Ketimbang Memikirkan Rakyat
Minggu 12 Mei 2024, 07:20 WIB
Nikel Sultra: Potensi Terpendam di Antara Kemiskinan dan Bencana
Sabtu 11 Mei 2024, 20:25 WIB
APTISI Riau Hadiri Halal bi Halal dan RPP III APTISI Pusat
Sabtu 11 Mei 2024, 18:18 WIB
IPMPB Minta Forum Mahasiswa Paguyuban se-Riau Segera Buat LPJ Mega Creation Fest