Presiden Prancis Tuding Rezim Suriah Lakukan Serangan Kimia
Senin 09 April 2018, 10:07 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron menuding rezim Suriah melakukan serangan kimia di Douma.
Paris, berazamcom - Presiden Prancis Emmanuel Macron menuding rezim Suriah melakukan serangan zat kimia terhadap warga sipil di Douma, daerah kantong pemberontak. Tudingan ini disampaikan dalam pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam statemen yang dirilis istana kepresidenan Prancis, Istana Elysee seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (9/4/2018), disebutkan bahwa Macron "mengutuk keras serangan kimia pada 7 April terhadap penduduk Douma."
Dalam statemen itu disebutkan, Macron dan Trump berbagi informasi yang mengonfirmasi penggunaan senjata kimia dan akan mengkoordinasikan upaya-upaya mereka dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York yang akan digelar pada Senin (9/4) waktu setempat.
Sebelumnya, Trump telah mengingatkan akan "ada harga yang harus dibayar" setelah serangan kimia pada Sabtu (7/4) waktu setempat tersebut. Serangan itu terjadi saat para pemberontak mulai melakukan evakuasi dari Douma, daerah kantong terakhir yang mereka kuasai di Ghouta Timur, sesuai kesepakatan dengan rezim Suriah.
"Banyak yang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan KIMIA di Suriah," demikian cuitan Trump di Twitter, seraya mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu utama rezim Suriah.
Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan tersebut.
Organisasi White Helmets mengatakan bahwa gas klorin beracun telah digunakan pada Sabtu (7/4) malam waktu setempat. Dalam pernyataan bersama dengan Syrian American Medical Society, White Helmets menyatakan bahwa lebih dari 500 orang di bawa ke pusat-pusat medis "dengan gejala-gejala yang mengindikasikan paparan ke zat kimia".
Prancis pun merespons dengan meminta sidang Dewan Keamanan PBB pada Senin (9/4) ini. Sebelumnya, Prancis telah berulang kali mengatakan bahwa bukti penggunaan senjata kimia di Suriah bisa memicu aksi militer segera.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Dalam statemen yang dirilis istana kepresidenan Prancis, Istana Elysee seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (9/4/2018), disebutkan bahwa Macron "mengutuk keras serangan kimia pada 7 April terhadap penduduk Douma."
Dalam statemen itu disebutkan, Macron dan Trump berbagi informasi yang mengonfirmasi penggunaan senjata kimia dan akan mengkoordinasikan upaya-upaya mereka dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York yang akan digelar pada Senin (9/4) waktu setempat.
Sebelumnya, Trump telah mengingatkan akan "ada harga yang harus dibayar" setelah serangan kimia pada Sabtu (7/4) waktu setempat tersebut. Serangan itu terjadi saat para pemberontak mulai melakukan evakuasi dari Douma, daerah kantong terakhir yang mereka kuasai di Ghouta Timur, sesuai kesepakatan dengan rezim Suriah.
"Banyak yang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan KIMIA di Suriah," demikian cuitan Trump di Twitter, seraya mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu utama rezim Suriah.
Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan tersebut.
Organisasi White Helmets mengatakan bahwa gas klorin beracun telah digunakan pada Sabtu (7/4) malam waktu setempat. Dalam pernyataan bersama dengan Syrian American Medical Society, White Helmets menyatakan bahwa lebih dari 500 orang di bawa ke pusat-pusat medis "dengan gejala-gejala yang mengindikasikan paparan ke zat kimia".
Prancis pun merespons dengan meminta sidang Dewan Keamanan PBB pada Senin (9/4) ini. Sebelumnya, Prancis telah berulang kali mengatakan bahwa bukti penggunaan senjata kimia di Suriah bisa memicu aksi militer segera.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Rabu 15 Mei 2024, 10:20 WIB
Bangkitkan Semangat Gotong Royong, Jumat Ini Pemko Gelar Gerakan Cinta Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 10:02 WIB
Dewan Pers Tolak Draf RUU Penyiaran
Rabu 15 Mei 2024, 09:36 WIB
Ketua KNPI Ronal Akhyar Dukung Mendagri Tunjuk Hambali Manurung Jadi PJ Walikota Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 09:19 WIB
Universitas Pertamina Gencarkan Internasionalisasi Pendidikan, Supaya Lulusan Lebih Kompetitif
Selasa 14 Mei 2024, 23:11 WIB
Kecanduan Kekuasaan
Selasa 14 Mei 2024, 20:09 WIB
PT BPS Salurkan Paket Sembako Untuk Warga Desa Semunai
Selasa 14 Mei 2024, 09:57 WIB
Masa Depan Indonesia Pasca Jokowi, Teka-teki yang Menantang
Selasa 14 Mei 2024, 09:35 WIB
Lepas Keberangkatan Jemaah Haji Riau ke Arab Saudi, Ini Pesan yang Disampaikan Pj Gubri
Selasa 14 Mei 2024, 09:29 WIB
Pemprov Riau Buka Seleksi 4 Jabatan Eselon II
Senin 13 Mei 2024, 20:56 WIB
Membatasi Kebebasan Pers: Ancaman Terhadap Demokrasi dan Transparansi