Mantan Bos FBI: Trump Secara Moral Tak Pantas Jadi Presiden AS
Senin 16 April 2018, 13:21 WIB
Donald Trump dan James Comey
Washington DC, berazamcom - Mantan bos Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey menyebut Donald Trump secara moral tidak pantas menjadi Presiden AS. Comey menyebut Trump telah melakukan 'kerusakan besar' pada norma budaya dan institusi.
Seperti dilansir Reuters, Senin (16/4/2018), hal itu disampaikan Comey dalam wawancara eksklusif dengan wartawan ABC News, George Stephanopoulos, yang disiarkan pada Minggu (15/4) malam waktu AS. Comey dipecat oleh Trump pada Mei 2017. Pemecatan dilakukan saat FBI sedang menyelidiki dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia dalam pilres 2016.
Wawancara dilakukan dalam rangka peluncuran buku Comey berjudul 'A Higher Loyalty' yang akan dirilis pada Selasa (17/4) besok.
Dalam wawancara itu, Comey mengungkapkan kekhawatiran soal Trump bisa diperas Rusia terkait klaim Trump pernah menonton aksi para pekerja seks komersial (PSK) di sebuah hotel Moskow. Klaim itu menyebut Trump disebut sengaja menyewa PSK untuk melakukan 'aksi seks merendahkan' di kamar yang menjadi tempat menginap mantan Presiden AS Barack Obama dan istrinya Michelle.
Merujuk pada klaim yang beredar sejak tahun 2017 lalu itu, Comey menjawab 'mungkin saja, tapi saya tidak tahu' saat ditanya apakah Rusia punya bukti untuk mendukung klaim itu. Dituturkan mantan Direktur FBI itu, Trump mengatakan kepadanya bahwa dia tidak pernah menginap di hotel Moskow dan klaim terkait PSK itu tidak benar.
"Seseorang ... yang berbicara dan memperlakukan wanita seperti mereka potongan daging, yang terus berbohong soal hal-hal besar dan kecil dan bersikeras agar rakyat Amerika mempercayainya, orang semacam itu tidak pantas menjadi Presiden Amerika Serikat, atas dasar moral. Dan itu bukan statemen kebijakan," sebut Comey.
"Dia secara moral tidak pantas menjadi presiden," tegas Comey merujuk pada Trump.
Reuters dan sejumlah media AS lainnya telah mendapatkan salinan buku Comey sebelum dirilis. Dalam buku itu, Comey menyebut Trump pernah menekan dirinya untuk menyatakan loyalitas pada Trump. Dituturkan lebih lanjut oleh Comey dalam wawancara dengan ABC News bahwa judul buku itu, 'A Higher Loyalty', diambil dari 'percakapan aneh' antara dirinya dengan Trump di Gedung Putih pada Januari 2017, sesaat usai Trump dilantik.
"Dia meminta loyalitas saya secara personel sebagai Direktur FBI. Loyalitas saya seharusnya untuk rakyat Amerika dan institusi," tegas Comey.
Via Twitter, Trump melontarkan serangan kepada Comey pada Minggu (15/4) waktu setempat. Trump menegaskan dirinya tidak pernah menekan Comey untuk loyal kepadanya.
"Saya tidak pernah meminta Comey untuk Loyalitas Personal. Saya bahkan tidak mengenal orang ini. Hanya salah satu dari banyak kebohongannya," cetus Trump via Twitter. "James Comey yang licik, pria yang selalu berakhir buruk dan gagal (dia tidak cerdas!), akan menjadi Direktur FBI TERBURUK dalam sejarah, sejauh ini!" imbuh Trump.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Seperti dilansir Reuters, Senin (16/4/2018), hal itu disampaikan Comey dalam wawancara eksklusif dengan wartawan ABC News, George Stephanopoulos, yang disiarkan pada Minggu (15/4) malam waktu AS. Comey dipecat oleh Trump pada Mei 2017. Pemecatan dilakukan saat FBI sedang menyelidiki dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia dalam pilres 2016.
Wawancara dilakukan dalam rangka peluncuran buku Comey berjudul 'A Higher Loyalty' yang akan dirilis pada Selasa (17/4) besok.
Dalam wawancara itu, Comey mengungkapkan kekhawatiran soal Trump bisa diperas Rusia terkait klaim Trump pernah menonton aksi para pekerja seks komersial (PSK) di sebuah hotel Moskow. Klaim itu menyebut Trump disebut sengaja menyewa PSK untuk melakukan 'aksi seks merendahkan' di kamar yang menjadi tempat menginap mantan Presiden AS Barack Obama dan istrinya Michelle.
Merujuk pada klaim yang beredar sejak tahun 2017 lalu itu, Comey menjawab 'mungkin saja, tapi saya tidak tahu' saat ditanya apakah Rusia punya bukti untuk mendukung klaim itu. Dituturkan mantan Direktur FBI itu, Trump mengatakan kepadanya bahwa dia tidak pernah menginap di hotel Moskow dan klaim terkait PSK itu tidak benar.
"Seseorang ... yang berbicara dan memperlakukan wanita seperti mereka potongan daging, yang terus berbohong soal hal-hal besar dan kecil dan bersikeras agar rakyat Amerika mempercayainya, orang semacam itu tidak pantas menjadi Presiden Amerika Serikat, atas dasar moral. Dan itu bukan statemen kebijakan," sebut Comey.
"Dia secara moral tidak pantas menjadi presiden," tegas Comey merujuk pada Trump.
Reuters dan sejumlah media AS lainnya telah mendapatkan salinan buku Comey sebelum dirilis. Dalam buku itu, Comey menyebut Trump pernah menekan dirinya untuk menyatakan loyalitas pada Trump. Dituturkan lebih lanjut oleh Comey dalam wawancara dengan ABC News bahwa judul buku itu, 'A Higher Loyalty', diambil dari 'percakapan aneh' antara dirinya dengan Trump di Gedung Putih pada Januari 2017, sesaat usai Trump dilantik.
"Dia meminta loyalitas saya secara personel sebagai Direktur FBI. Loyalitas saya seharusnya untuk rakyat Amerika dan institusi," tegas Comey.
Via Twitter, Trump melontarkan serangan kepada Comey pada Minggu (15/4) waktu setempat. Trump menegaskan dirinya tidak pernah menekan Comey untuk loyal kepadanya.
"Saya tidak pernah meminta Comey untuk Loyalitas Personal. Saya bahkan tidak mengenal orang ini. Hanya salah satu dari banyak kebohongannya," cetus Trump via Twitter. "James Comey yang licik, pria yang selalu berakhir buruk dan gagal (dia tidak cerdas!), akan menjadi Direktur FBI TERBURUK dalam sejarah, sejauh ini!" imbuh Trump.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Minggu 28 April 2024, 20:59 WIB
Klaim Amerika Serikat: Temukan Bukti China Intervensi Pilpres 2024?
Minggu 28 April 2024, 11:05 WIB
APTISI Riau Bahas Proker 2024 Dalam Upaya Kontribusi Pada Pendidikan Tinggi di Riau
Minggu 28 April 2024, 08:10 WIB
Permainan Politik Edy Natar Nasution dan Sinyal Dukungan Partai
Jumat 26 April 2024, 21:04 WIB
CERI Pertanyakan Hakim Tipikor Jakarta Yang Tidak Menghadirkan Nicke dan Dwi Sucipto Dalam Sidang Kasus Pengadaan LNG Pertamina Dengan Corpus Criti Liquefaction
Jumat 26 April 2024, 20:51 WIB
Edy Natar Bergerak Cepat, Jalin Silaturahmi dengan Parpol
Jumat 26 April 2024, 18:14 WIB
RDP PPDB, DR. Karmila Sari: Komisi V DPRD Riau Rekomendasi Penilaian Langsung Oleh Siswa
Jumat 26 April 2024, 18:08 WIB
Kabar Duka, Bupati Indragiri Hilir 2 Periode, Indra Mukhlis Adnan Meninggal Dunia
Jumat 26 April 2024, 18:02 WIB
Kolaborasi yang Apik STY dengan Pemain, Hantarkan Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23 2024
Jumat 26 April 2024, 10:59 WIB
Terkait Lesapnya Dana Nasabah BRI Makassar Rp 400 Juta, Ini Tanggapan Pihak BRI
Kamis 25 April 2024, 15:40 WIB
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024, Ini Kata Orang BI