Kok Bisa Ada Korban yang Tak Tercatat di Manifest Lion Air JT-610?
Kamis 01 November 2018, 11:05 WIB
Arif Yusman menjadi salah satu korban dalam kecelakaan Lion Air, tapi namanya tak tercatat dalam manifest. Bagaimana ini bisa terjadi?
Berazam - Seorang penumpang yang tak tercatat di dalam manifest menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610 di perairan Tanjung Karawang Senin (31/10/2018) awal pekan ini.
Dilansir Antara, korban bernama Arif Yustian. Orangtua korban menyebut, anaknya menjadi satu dari 189 korban dalam kecelakaan mematikan itu. Namun, nama Arif tak termaktub dalam daftar penumpang yang diangkut pesawat pabrikan Boeing itu.
Iyus, demikian Arif biasa disapa, merupakan karyawan PT Sky Pasific Indonesia. Sebelum meninggal, Iyus ditugaskan perusahaanya ke Pangkalpinang, Bangka Belitung. Ia menggantikan Krisma Wijaya, rekan satu kantornya yang telah mengundurkan diri dan namanya masih tercatat dalam manifest.
Saat berangkat ke Pangkalpinang, Iyus pergi bersama Darwin Harianto dan Rohmanir Pandi Sagala.
"Awalnya bukan Iyus yang berangkat, tapi karena Krisma Wijaya mengundurkan diri saya akhirnya menugaskan Iyus mendampingi Darwin Harianto dan Rohmanir Pandi Sagala," ujar Teddy seperti dikutip dari Inilahkoran.
Berdasarkan manifest penumpang JT-610yang dirilis Lion Air, nama Arif Yustian memang tak tercatat dalam daftar. Di situ hanya tertera nama Krisma Wijaya (manifest nomor 171), Darwin Harianto (manifest nomor 058), dan Rohmanir Pandi Sagala (manifest nomor 132).
Belum diketahui, apakah keluarga sudah melapor atau belum. Sampai saat ini, Tirtomasih berusaha menghubungi keluarga korban.
Sementara itu, Asisten Manajer Terminal 1B Lion Air, Budi Riyanto menerangkan, hingga saat ini tinggal 1 korban yang keluarganya belum melapor. “Atas nama Susilo Wahyu, seat 17F,” kata Budi kepada reporter Tirto, Rabu (31/10/2018).
Lantas, bagaimana Iyus bisa masuk ke dalam pesawat?
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro tak tahu soal kasus Iyus ini. Ia mengaku belum mengecek adanya penumpang yang tidak sesuai dengan manifest.
“Untuk saat ini, data sesuai dengan data manifest, apabila ada perkembangan kami akan kroscek,” kata Danang kepada reporter Tirto.
Danang lantas menjelaskan, Lion Air menerapkan prosedur ketat dalam proses pengecekan penumpang.
“Identitas harus sama dengan apa yang tertulis di tiket, kemudian harus melapor, harus check in. Itu harus menunjukkan identitas. Nah nanti di security check pointkan juga ada pengecekan lagi. Itu harus cek boarding pas sesuai dengan identitas penumpang,” klaim Danang.
Prosedur pengecekan ini, kata dia, juga berlaku untuk penumpang yang sudah check in online. Lion Air, kata Danang, tetap mewajibkan penumpang melapor saat tiba di bandara keberangkatan.
“Itu sesuai dengan prosedur standar. Check in online itu memang memberikan kemudahan, tapi ketika sampai di airport, harus melapor lagi, harus check in lagi,” ujarnya.
Meski Danang mengklaim pihaknya sudah menerapkan standar dalam pemeriksaan sebelum naik pesawat, pengamat penerbangan sekaligus anggota Ombudsman Republik Indonesia, Alvin Lie mengatakan, Lion Air tetap bisa disalahkan atas kasus ini.
“[Ini] Kelalaian pihak Lion Air, karena pada waktu check in seharusnya diperiksa, kemudian pada waktu mau masuk pesawat seharusnya diperiksa lagi,” kata Alvin kepada reporter Tirto.
"Penumpangnya nakal, maskapai juga salah," kata Alvin menambahkan.
Penilaian Alvin ini sejalan dengan lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 38 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara dalam Negeri. Dalam peraturan itu disebutkan pengecekan identitas merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi.
“Prosedur itu banyak tidak dilaksanakan secara konsisten oleh airline,” kata Alvin menegaskan.*
sumber: tirto.id
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Selasa 07 Mei 2024, 19:56 WIB
Dewan Pers Gelar Workshop Peliputan Pilkada 2024, Ketua Ninik: Berita Harus Berimbang
Selasa 07 Mei 2024, 19:51 WIB
Respons Sekda Meranti Terhadap Keluhan ASN Terkait Dana Insentif yang Belum Cair
Selasa 07 Mei 2024, 19:46 WIB
Kandidat Potensial: Edy Natar dan Sofyan Siroj Bangun Komunikasi Politik di Mesjid Khairunnas
Senin 06 Mei 2024, 15:55 WIB
Mahasiswa Indonesia Belajar Logistik Kebencanaan ke Pakar di Jepang
Senin 06 Mei 2024, 14:51 WIB
Damkar Kota Pekanbaru Dapat Tambahan Bantuan Dua Unit Mobil Pemadam
Senin 06 Mei 2024, 14:48 WIB
Dibuka Presiden Jokowi, Pj Gubernur Riau Hadiri Musrenbangnas 2024
Minggu 05 Mei 2024, 09:47 WIB
Balon Gubri Edy Natar Nasution Serahkan Formulir ke DPW PKB: Membangun Komunikasi Politik yang Solid
Minggu 05 Mei 2024, 08:52 WIB
Mantan Gubernur Riau Edy Natar Nasution Terima Dukungan Penuh dari Marga Butar Butar untuk Maju di Pilgubri 2024
Minggu 05 Mei 2024, 08:46 WIB
Aklamasi, Tri Joko Jadi Ketua PJS DKI Jakarta
Sabtu 04 Mei 2024, 10:40 WIB
Bupati Zukri Misran Ngopi Sore Bareng JMSI Riau, Disorot Kontribusi dalam Pemilu dan Fokus Pembangunan Pelalawan