Operasi Diperpanjang 3 Hari, Basarnas Fokus cari Korban Lion Air
Rabu 07 November 2018, 14:40 WIB
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi (tengah) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto
Jakarta, berazamcom - Badan SAR Nasional (Basarnas) memperpanjang waktu operasi gabungan terkait jatuhnya Lion Air PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat. Tim SAR akan fokus pada pencarian jasad korban dalam tiga hari perpanjangan operasi pencarian.
"Yang utama adalah korban kalau kemungkinan masih ada, bisa ditemukan, diperpanjang lagi. Jadi kalau korban besok tidak dapat kita tunggu sehari lagi, kalau tidak ada ya kita tutup. Jadi kalau sudah ada yang tidak dicari ya kita selesai di situ," ujar Kabasarnas Marsekal Madya M.Syaugi, di dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Syaugi mengatakan perpanjangan waktu tiga hari hanya dilakukan Basarnas. Sebab temuan body part korban semakin sedikit.
"Sekarang (korban) masih ada lagi di laut belum tahu jumlahnya berapa, mengingat tren penemuan korban ini semakin menurun. Saya ingatkan lagi operasi perpanjangan ini khusus untuk Basarnas," ucapnya.
Meski unsur operasi SAR berkurang, Syaugi memastikan pencarian tetap dilakukan optimal.
"Kalau operasi tetap sama karena kita lokasi areanya sudah tahu, di radius 250 meter. Jadi kita di situ hanya Basarnas, kita memiliki peralatan juga, memiliki tim penyelam juga, jadi tidak masalah karena kita sudah tahu lokasi, dan sudah semakin sedikit yang bisa kita temukan sehingga kita tidak ada kesulitan lagi," tuturnya.
Sedangkan pencarian cockpit voice recorder (CVR) black box, ditegaskan Syaugi menjadi ranah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Basarnas tetap membantu pencarian bila diminta.
"Jadi alat-alat itu adalah punyanya KNKT dan BPPT bukan di Basarnas. Kita dalam rangka pencarian CVR mendukung (dengan) penyelam-penyelam. Jadi bukan Tim Basarnas tugasnya mencari CVR itu, tidak," katanya.
"Yang utama adalah korban kalau kemungkinan masih ada, bisa ditemukan, diperpanjang lagi. Jadi kalau korban besok tidak dapat kita tunggu sehari lagi, kalau tidak ada ya kita tutup. Jadi kalau sudah ada yang tidak dicari ya kita selesai di situ," ujar Kabasarnas Marsekal Madya M.Syaugi, di dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Syaugi mengatakan perpanjangan waktu tiga hari hanya dilakukan Basarnas. Sebab temuan body part korban semakin sedikit.
"Sekarang (korban) masih ada lagi di laut belum tahu jumlahnya berapa, mengingat tren penemuan korban ini semakin menurun. Saya ingatkan lagi operasi perpanjangan ini khusus untuk Basarnas," ucapnya.
Meski unsur operasi SAR berkurang, Syaugi memastikan pencarian tetap dilakukan optimal.
"Kalau operasi tetap sama karena kita lokasi areanya sudah tahu, di radius 250 meter. Jadi kita di situ hanya Basarnas, kita memiliki peralatan juga, memiliki tim penyelam juga, jadi tidak masalah karena kita sudah tahu lokasi, dan sudah semakin sedikit yang bisa kita temukan sehingga kita tidak ada kesulitan lagi," tuturnya.
Sedangkan pencarian cockpit voice recorder (CVR) black box, ditegaskan Syaugi menjadi ranah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Basarnas tetap membantu pencarian bila diminta.
"Jadi alat-alat itu adalah punyanya KNKT dan BPPT bukan di Basarnas. Kita dalam rangka pencarian CVR mendukung (dengan) penyelam-penyelam. Jadi bukan Tim Basarnas tugasnya mencari CVR itu, tidak," katanya.
"Jadi polanya seperti itu, utama kita mencari korban, kalau itu sudah tidak ada lagi ya kita tutup. Tapi untuk CVR itu kewenangan KNKT dan BPPT, mereka memang meminta bantuan tim penyelam, dan kami dukung," ujar Syaugi.*
[]bazm-13
sumber: detik.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Minggu 19 Mei 2024, 16:51 WIB
PKKEI: Majelis Hakim Diharap Memahami dengan Benar Kasus LNG Terdakwa Karen Agustiawan Secara Utuh
Minggu 19 Mei 2024, 14:38 WIB
Ini Daftar Sahabat Pengadilan di Sidang Korupsi Mantan Dirut Karen Agustiawan
Minggu 19 Mei 2024, 11:42 WIB
3 Tahun Kepemimpinan Rektor: Sportivitas Persaudaraan Menuju UIN Suska Terbilang dan Gemilang
Sabtu 18 Mei 2024, 19:28 WIB
Ketua DPC PJS Kota Palembang Soroti Pembangunan Terminal Batubara Kramasan
Sabtu 18 Mei 2024, 18:10 WIB
Pernyataan Wan Abu Bakar Berpotensi Primordialisme, Tokoh Riau Edy Natar Nasution Angkat Bicara
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka