Kisah Paspampres Indonesia Yang Hampir Menembak PM Israel Dan Pengawalnya
Minggu 25 November 2018, 05:27 WIB
Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) adalah satuan pelaksana di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Mereka bertugas untuk menjaga keamanan dan Presiden Republik Indonesia beserta keluarga.
Paspampres akan selalu menjaga dan memastikan keamanan presiden kemanapun beliau pergi.
Dibentuk pada 3 Januari 1949, Paspampres sudah kenyang pengalaman pengamanan VVIP baik didalam maupun diluar negeri.
Salah satu pengalaman pengamanan menegangkan yang pernah Paspampres alami adalah saat mengawal presiden Soeharto ke New York, Amerika Serikat.
Tepatnya tanggal 22 Oktober 1995, presiden Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite menghadiri acara PBB disana.
Saat itu Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Karena posisinya tersebut maka segala kebijakannya mengenai OKI sangat strategis bagi anggota-anggotanya yang kebanyakan negara Timur Tengah.
Karena suatu alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.
Keempat pengawal Rabin yang berasal dari Mossad kemudian datang bersama PM Israel tersebut untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.
Namun cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta arogan, sehingga keempatnya beserta Yitzak Rabin dicegat sebelum masuk lift oleh Paspampres.
Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka di tempatnya menginap.
Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat Yitzak Rabin dan keempat pengawalnya ialah mantan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin.
Setelah mengutarakan niatnya maka Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie dan dua personel Paspampres menemui Soeharto.
Saat hendak memasuki lift terjadilah 'insiden kecil' menegangkan.
Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres.
Hal itu karena para pengawal Rabin menaruh kecurigaan pada Paspampres dan tidak percaya mereka ikut mengawal PM Israel itu untuk menemui Soeharto.
Jadi mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres, takut Yitzak Rabin dicelakai mungkin oleh mereka.
Padahal Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.
Akhirnya terjadi adu mulut dan jibaku antara Sjafrie dengan kepala pengawal Rabin jebolan Mossad itu karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.
Dalam gerakan refleks sangat cepat pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi yang diambil dari balik jasnya dan hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie.
Ia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras. Namun sebelum pengawal Rabin melakukan hal itu, Sjafrie sudah lebih dulu melakukannya.
Dengan gesit dan cepat Sjafrie sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal Rabin.
Kejadian menegangkan itu bahkan membuat PM Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah stelling siap menembak Rabin dan pengawalnya.
"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.
Keadaan menjadi dingin kembali setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.
Hampir saja darah PM Israel beserta pengawal Mossadnya tumpah ditangan para perisai hidup Presiden Indonesia.
Alhasil mau tak mau Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mentaati protokol keamanan Paspampres.
Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto walaupun Yitzak Rabin harus rela 'dikacangin' disuruh menunggu 15 menit terlebih dahulu sebelum bertatap muka dengan presiden kedua Indonesia itu.(*)
Artikel ini sudah tayang di Grid.ID dengan judul "Kisah Menegangkan Paspampres Indonesia Hampir Tembak PM Israel dan Pengawalnya"
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Sabtu 09 September 2023
Jalin Silaturahmi, Sahabat Fuja ''Sejiwa Sehati'' Gelar Turnamen Domino Diikuti 500 Peserta
Berita Terkini
Rabu 08 Mei 2024, 13:34 WIB
TMMD ke 120 Kodim 0301 PBR Resmi Dibuka, Masykur Tarmizi: Mari Kita Bangun Taraf Ekonomi Masyarakat di TMMD
Rabu 08 Mei 2024, 12:54 WIB
Alih Kelola , Tarif Parkir Pasar Tradisional di Pekanbaru Bakal Turun
Rabu 08 Mei 2024, 12:50 WIB
Pemko Pekanbaru Segera Salurkan Beras CPP Periode April-Mei 2024
Rabu 08 Mei 2024, 11:26 WIB
LKTJ Sawit 2024: Meski Tanpa Juara Satu, Gaungnya Serasa Wow Banget
Rabu 08 Mei 2024, 11:21 WIB
Investasi Pekanbaru Triwulan I Capai Rp 1,6 Triliun
Rabu 08 Mei 2024, 10:40 WIB
Tak Paham Maksud Toxic Luhut Panjaitan, JK: Yang Tak Boleh Masuk Pemerintahan Pelanggar UU
Rabu 08 Mei 2024, 07:41 WIB
Foto Kebersamaan Edy Natar Nasution dengan Para Tokoh Populer dan Ulama Riau Viral, Apa Sebenarnya yang Terjadi?
Selasa 07 Mei 2024, 19:56 WIB
Dewan Pers Gelar Workshop Peliputan Pilkada 2024, Ketua Ninik: Berita Harus Berimbang
Selasa 07 Mei 2024, 19:51 WIB
Respons Sekda Meranti Terhadap Keluhan ASN Terkait Dana Insentif yang Belum Cair
Selasa 07 Mei 2024, 19:46 WIB
Kandidat Potensial: Edy Natar dan Sofyan Siroj Bangun Komunikasi Politik di Mesjid Khairunnas