Penguatan Dolar AS Tekan Rupiah ke Level Rp13.988
Senin 11 Februari 2019, 09:57 WIB
ilustrasi
Jakarta, berazamcom -- Nilai tukar rupiah pada Senin (11/2) pagi ini diperdagangkan di posisi Rp13.988 per dolar AS. Posisi rupiah tersebut melemah 0,24 persen dibandingkan penutupan pada Jumat (8/2) sore yakni Rp13.955 per dolar AS.
Pelemahan yang terjadi pada rupiah tersebut cukup ironis. Pasalnya, pelemahan terjadi saat mayoritas mata uang Asia tengah menguat melawan dolar AS. Baht Thailand misalnya, berhasil menguat 0,36 persen, ringgit Malaysia menguat 0,12 persen dan won Korea Selatan menguat 0,07 persen.
Di sisi lain, dolar Singapura dan dolar Hong Kong masing-masing menguat 0,01 persen. Di kawasan Asia, hanya yen Jepang saja yang melemah 0,09 persen terhadap dolar AS. Ini menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan performa terburuk pada pagi ini.
Penguatan juga terjadi di mata uang negara maju seperti dolar Australia yang menguat 0,18 persen dan euro yang menguat 0,01 persen. Hanya saja, poundsterling Inggris melemah 0,06 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah saat ini memang mendapatkan tekanan hebat dari penguatan dolar AS. Tekanan juga datang dari isu perlambatan ekonomi Eropa, yang dipicu prediksi pertumbuhan ekonomi Inggris 2019 yang turun dari 1,7 persen ke 1,2 persen.
Selain itu, data pertumbuhan manufaktur Jerman yang dianggap tak memuaskan juga ikut menjungkalkan rupiah. Meskipun demikian, ia memperkirakan rupiah masih berpotensi menguat hari ini karena pelaku pasar mengantisipasi pertemuan bilateral antara Amerika Serikat dan China dalam mencari jalan keluar perang dagang.
Jika pertemuan berlanjut positif, rupiah akan menguat. "Sehingga potensi range rupiah Senin ini ada di kisaran Rp13.930 hingga Rp14.000 per dolar AS," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/2).
Pelemahan yang terjadi pada rupiah tersebut cukup ironis. Pasalnya, pelemahan terjadi saat mayoritas mata uang Asia tengah menguat melawan dolar AS. Baht Thailand misalnya, berhasil menguat 0,36 persen, ringgit Malaysia menguat 0,12 persen dan won Korea Selatan menguat 0,07 persen.
Di sisi lain, dolar Singapura dan dolar Hong Kong masing-masing menguat 0,01 persen. Di kawasan Asia, hanya yen Jepang saja yang melemah 0,09 persen terhadap dolar AS. Ini menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan performa terburuk pada pagi ini.
Penguatan juga terjadi di mata uang negara maju seperti dolar Australia yang menguat 0,18 persen dan euro yang menguat 0,01 persen. Hanya saja, poundsterling Inggris melemah 0,06 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah saat ini memang mendapatkan tekanan hebat dari penguatan dolar AS. Tekanan juga datang dari isu perlambatan ekonomi Eropa, yang dipicu prediksi pertumbuhan ekonomi Inggris 2019 yang turun dari 1,7 persen ke 1,2 persen.
Selain itu, data pertumbuhan manufaktur Jerman yang dianggap tak memuaskan juga ikut menjungkalkan rupiah. Meskipun demikian, ia memperkirakan rupiah masih berpotensi menguat hari ini karena pelaku pasar mengantisipasi pertemuan bilateral antara Amerika Serikat dan China dalam mencari jalan keluar perang dagang.
Jika pertemuan berlanjut positif, rupiah akan menguat. "Sehingga potensi range rupiah Senin ini ada di kisaran Rp13.930 hingga Rp14.000 per dolar AS," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/2).
Ariston mengatakan kemajuan pembicaraan perang dagang akan membuat investor beralih ke instrumen berisiko.*
[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024
Rabu 15 Mei 2024, 13:21 WIB
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:15 WIB
Calon Pemimpin Riau Mendatang, Syamsuar Pastikan Maju Gubernur Riau