Rupiah Kembali Tersungkur, Dekati Rp14.100 per Dolar AS
Selasa 12 Februari 2019, 09:43 WIB
Rupiah kembali tersungkur pada posisi Rp14.075 per dolar AS pada
perdagangan pasar spot pagi ini. Rupiah melemah 0,25 persen dibanding
kemarin.
Jakarta, berazamcom -- Nilai tukar rupiah tercatat pada posisi Rp14.075 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Selasa (12/2) pagi. Dengan kata lain, rupiah melemah 0,25 persen dibandingkan penutupan pada Senin (11/2), yakni Rp14.040 per dolar AS.
Hari ini, rupiah melemah beserta mata uang Asia lainnya, seperti baht Thailand yang melemah 0,04 persen, won Korea Selatan yang melemah 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,12 persen, dan ringgit Malaysia yang melemah 0,13 persen.
Sementara itu, dolar Hong Kong dan dolar Singapura tercatat tak bergeming terhadap dolar AS pada pagi hari ini.Kondisi berbeda ditunjukkan oleh mata uang negara maju.
Poundsterling Inggris, misalnya, malah tercatat menguat 0,06 persen. Sementara, dolar Australia menguat 0,05 persen. Sedangkan, euro tak menunjukkan perubahan dibanding posisi kemarin.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan potensi pelemahan rupiah hari ini masih bisa terjadi karena pasar masih menunggu negosiasi dagang antara AS dengan China. Kemudian, isu perlambatan ekonomi global pada 2019 juga membuat rupiah hari ini mengalami koreksi. "Masih ada potensi melemah ke tingkat resistance dan support di kisaran Rp14.000, yakni di rentang Rp14.080 hingga Rp14.030 per dolar AS," jelas Ariston kepada wartawan, Selasa (12/2).
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan ada kewajaran rupiah melemah karena didukung sentimen eksternal dan juga domestik. Untuk sentimen luar negeri, saat ini pelaku pasar masih menunggu negosiasi perang dagang dengan AS, utamanya masalah hak intelektual perusahaan AS agar tidak terkena pengenaan tarif dari China.
Kemudian, sentimen juga datang dari Uni Eropa yang merevisi target pertumbuhan ekonomi dari 1,9 persen ke 1,3 persen, seiring proyeksi International Monetary Fund (IMF) sebelumnya juga telah merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,7 persen ke 3,5 persen di tahun ini.
Terakhir, rupiah juga masih dipengaruhi sentimen dalam negeri utamanya defisit neraca pembayaran sebesar US$7,13 miliar sepanjang 2018 dan defisit transaksi berjalan yang mencapai 3,57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV 2018.
Hari ini, rupiah melemah beserta mata uang Asia lainnya, seperti baht Thailand yang melemah 0,04 persen, won Korea Selatan yang melemah 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,12 persen, dan ringgit Malaysia yang melemah 0,13 persen.
Sementara itu, dolar Hong Kong dan dolar Singapura tercatat tak bergeming terhadap dolar AS pada pagi hari ini.Kondisi berbeda ditunjukkan oleh mata uang negara maju.
Poundsterling Inggris, misalnya, malah tercatat menguat 0,06 persen. Sementara, dolar Australia menguat 0,05 persen. Sedangkan, euro tak menunjukkan perubahan dibanding posisi kemarin.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan potensi pelemahan rupiah hari ini masih bisa terjadi karena pasar masih menunggu negosiasi dagang antara AS dengan China. Kemudian, isu perlambatan ekonomi global pada 2019 juga membuat rupiah hari ini mengalami koreksi. "Masih ada potensi melemah ke tingkat resistance dan support di kisaran Rp14.000, yakni di rentang Rp14.080 hingga Rp14.030 per dolar AS," jelas Ariston kepada wartawan, Selasa (12/2).
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan ada kewajaran rupiah melemah karena didukung sentimen eksternal dan juga domestik. Untuk sentimen luar negeri, saat ini pelaku pasar masih menunggu negosiasi perang dagang dengan AS, utamanya masalah hak intelektual perusahaan AS agar tidak terkena pengenaan tarif dari China.
Kemudian, sentimen juga datang dari Uni Eropa yang merevisi target pertumbuhan ekonomi dari 1,9 persen ke 1,3 persen, seiring proyeksi International Monetary Fund (IMF) sebelumnya juga telah merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,7 persen ke 3,5 persen di tahun ini.
Terakhir, rupiah juga masih dipengaruhi sentimen dalam negeri utamanya defisit neraca pembayaran sebesar US$7,13 miliar sepanjang 2018 dan defisit transaksi berjalan yang mencapai 3,57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV 2018.
"Jadi kurang lebih faktornya masih akan sama seperti kemarin. Mungkin rentang di minggu ini bisa di antara Rp14.070 hingga Rp14.130 per dolar AS," tandas dia.*
[]bazm-13
sumber: CNN Indonesia.com
Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Rabu 15 Mei 2024
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Jumat 08 Maret 2024
Stikes Tengku Maharatu Wisuda Lagi 231 Sarjana Kesehatan dan Profesi Ners
Senin 22 Januari 2024
Letakan Batu Pertama, Stikes Tengku Maharatu Bangun Kampus Empat Lantai
Selasa 28 November 2023
Satu Jam Bersama Gubernur Riau Edy Natar : Mimpi Sang Visioner dan Agamis
Selasa 21 November 2023
Silaturahmi IKBR dengan Plt Gubri, Edy Nasution: Insha Allah Saya Maju
Minggu 01 Oktober 2023
Bravo 28 Usulkan Ganjar-Jokowi Pasangan Pilpres 2024
Rabu 27 September 2023
Hendry Ch Bangun Terpilih Jadi Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028
Rabu 20 September 2023
Perginya Dosen Ramah, Humoris, dan Rendah Hati
Senin 18 September 2023
Wow! Ternyata Harga Kontrak Impor LNG Pertamina yang Disidik KPK Jauh lebih Murah dari Harga LNG Domestik
Senin 11 September 2023
Menkominfo Mau Pajaki Judi Online, Ini Kata CERI
Berita Terkini
Jumat 17 Mei 2024, 22:20 WIB
Dinkes Siak dan Apkesmi Gelar Webinar, Perkenalkan Program ILP
Jumat 17 Mei 2024, 10:57 WIB
Mahasiswa Hukum UIR Raih Best Speaker di Kontes Duta Wisata Riau 2024
Jumat 17 Mei 2024, 10:53 WIB
UIR Terima Bantuan Dana Pendidikan Sebesar Rp 70 Juta dari Bank Syariah Indonesia
Jumat 17 Mei 2024, 10:48 WIB
Viral! Beredar video Harimau Mati Tertabrak Mobil di Tol Permai, Ternyata Begini Faktanya
Jumat 17 Mei 2024, 10:41 WIB
Kisah Kontroversial Pemanggilan Pejabat Eselon 2 di Pemprov Riau: dari Spekulasi hingga Tersangka
Kamis 16 Mei 2024, 13:18 WIB
Tuhan Sedang Menyapa Kita
Kamis 16 Mei 2024, 07:57 WIB
Konsistensi Syamsuar Dipertanyakan: Dulu Tidak Maju, Sekarang Maju, Harris pun Merasa Tertipu?
Rabu 15 Mei 2024, 15:08 WIB
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024
Rabu 15 Mei 2024, 13:21 WIB
Edy Natar Nasution Kembali Berkomitmen Politik, Kembalikan Formulir Pendaftaran ke PAN Riau
Rabu 15 Mei 2024, 12:15 WIB
Calon Pemimpin Riau Mendatang, Syamsuar Pastikan Maju Gubernur Riau