Jumat, 26 April 2024

Breaking News

  • Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024, Ini Kata Orang BI   ●   
  • Andi Rahman Desak Pemerintah Segera Tuntaskan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru -Padang   ●   
  • Brigjend TNI Edy Natar Nasution Mendaftar sebagai Balon Gubri di Kantor PDIP Riau   ●   
  • MTQ Ke-42 Tingkat Provinsi Riau, Kota Pekanbaru Raih Juara Pertama Cabang Fahmil Qur’an Putri   ●   
  • Serius Maju dalam Pilgubri 2024: Edy Natar Nasution Sudah Ketemu Sekjen DPP NasDem & Ketua DPW Nasdem Riau   ●   
INMEMORIAM SYAFRIZAL RAHIM [Bag-2]
''Santun Berpolitik, Lebih Banyak Merangkul daripada Memukul''
Senin 20 September 2021, 07:04 WIB
ist

AWALNYA dia bukan politisi. Tak juga berbakat terjun ke politik. Syafrizal Rahim adalah seorang jurnalis. Profesi itu ia mulai dari Surat Kabar Mingguan GeNTA yang dipimpin Makmur Hendrik. Dia ditempatkan sebagai wartawan Biro Kabupaten Kampar di Bangkinang ketika Beng Sabli menjadi bupati.

Perkenalannya dengan Beng Sabli membuat dirinya akrab dengan politik. Lalu menjadi anggota DPRD Kampar dari Partai Golkar hingga tahun 2014. Terakhir ia menjabat Ketua DPRD Kampar selama hampir satu periode. Setelah itu digantikan koleganya satu pertai Ahmad Fikri.

Hubungan almarhum dengan Ahmad Fikri seperti "saudara kembar". Syafrizal  mengenal Ongah Fikri bukan ketika keduanya sama-sama di Bukit Cadika (Kantor DPRD Kampar). Begitu pun sebaliknya. Keduanya sudah bersahabat sejak kuliah di Yogyakarta. Ongah di IAIN Sunan Kalijaga. Almarhum di Jurusan Hubungan International Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dua-duanya sama aktivitis di Ikatan Pelajar Riau Yogyakarta Komisariat Kampar.

Waktu berlalu masa berganti. Gelombang III seperti diramal Alvin Toffler pun datang. Ketika Ahmad Fikri ditunjuk Partai Golkar sebagai pengganti antarwaktu jabatan Ketua DPRD Kampar, karier politik Syafrizal pun terhenti. Ia mencoba kembali bangkit dengan mencalonkan diri menjadi anggota dewan melalui Pemilu 2019 dari PAN. Tapi tak terpilih.



"Politik itu keras. Selalu berhadapan dengan riak dan gelombang. Saya telah berhenti berpolitik. Bukan karena tak sanggup berselancar dalam riak dan gelombang itu. Tapi sesuaikan juga dengan kesehatan kita". Begitu saya berpesan kepada almarhum setelah ia pulih dari stroke ringan sebelum Pemilu 2019. Pesan ini sengaja saya sampaikan karena sulit memisahkan politik dalam kehidupannya. Nalurinya berpolitik tak pernah berhenti. Ia rajin merawat konstituen dan tiada putus berkomunikasi dengan banyak orang. Sementara kondisi badannya butuh waktu beristirahat.

Salah satu kepribadian yang menonjol pada diri almarhum adalah kemampuannya berkomunikasi.  Ia senang ngobrol dengan siapa saja. Santun dan tenang. Lebih banyak mendengar dan memberi saran. Lebih senang merangkul daripada memukul. Termasuk dengan orang-orang yang bersebrangan ide dengannya. Almarhum bukan tipe politisi yang ngotot dengan kehendak. Atau figur yang kalau bicara ceplas ceplos. Bawaannya tenang. Ia suka memberi laluan kepada lawan bicara untuk berpendapat. Dan, untuk hal ini, ia siap mendengar. Setelah itu baru menyampaikan pandangan dan pemikiran.

Baca juga: In Memoriam Drs. H. Syafrizal, MSi, "Baginya Satu Musuh Terlalu Banyak"

Itu pula agaknya saya jarang mendengar Syafrizal punya banyak musuh walaupun dalam politik tidak ada kawan yang abadi. Adanya cuma kepentingan. Tapi setidaknya, almarhum mampu mengawinkan antara 'kawan dengan kepentingan'.  Kendati dalam perjalanan mengawinkan dua bilik itu Syafrizal dibenci kawan atau lawan bicaranya. Terhadap asumsi ini Anggota DPRD dari Partai Amanah Nasional, Januar (Rambo) bersaksi di laman komentar akun facebook Bang Syaf yang mengiringi kepergian Syaftizal Rahim. Di kolom itu, Rambo menulis:



''Almarhum adalah sahabat kami yg sangat dekat. Beliau orang yang sangat baik dan selalu memberikan motivasi kepada kami dan sahabat-sahabat kami. Beliau tidak ada rasa dendam meskipun dia disakiti oleh orang orang dengki tetapi almarhum di bawa santai dan ternyum.
Kami terharu melihat kesabaran yang sangat tenang. Kami tidak bisa berbuat banyak. Hanya do'a lah yg dapat kami kirim untuk almarhum Saudaraku Syafrizal. Selamat jalan Saudaraku.
Semoga engkau mendapat tempat di sisi Nya, aamiin ya Allah'' (beberapa kesalahan pengetikan dan penulisan huruf telah mengalami pengeditan dan perbaikan__pen).

Syafrizal dan Rambo memang dua sehabat. Pernah sama-sama menjadi anggota DPRD Kabupaten Kampar dari Partai Golkar. Rambo memanggil almarhum dengan sebutan ketua. Sampai di akhir hayatnya, sebutan itu tak pernah berubah walau almarhum tidak lagi di dewan. Kalimat tak ada rasa dendam dalam kolom komentar Rambo, merupakan salah satu sifat almarhum yang menonjol dalam membangun komunikasi politik dengan siapapun. Itu pula agaknya, yang menjadikan almarhum tempat bertanya bagi kolega dan sahabatnya.

Bersama saya pun begitu. Sifat dan kepribadiannya yang santun itu terasa dalam kami berkeluarga. Almarhum adalah anak kelima dari 10 bersaudara, yang lahir dari pasangan Alm. H. A. Rahim Nurdin dan almh. Hj. Yusnimar. Hingga takdir memanggil Yang Maha Kuasa, tak satu kata kasar pun keluar dari mulutnya. Komunikasi diantara kami sangat terasa dalam bingkai saling menghargai, saling menjaga dan saling menghormati. Dalam hal tertentu, ia juga melibatkan abangnya dalam ikut serta mengambil kebijakan keluarganya. Terutama ketika anak tertuanya dihadapkan pilihan bimbang menentukan perguruan tinggi.Juga ketika ia menderita sakit.



Pandemi Covid-19 adalah babak akhir dari kehidupan adinda Syafrizal. Serangan wabah ini memang diluar dugaan kami. karena ia termasuk lelaki yang sangat disiplin menjaga kesehatan. Makan, minum sangat terjaga. Begitu pun bepergian. Makanya saya kaget, tiba-tiba wabah mengerikan itu merayap keseluruh tubuhnya. Dan, baru saya ketahui setelah tubuhnya terbaring lemas. Tak dapat berkata-kata kecuali mengangkat jempol dan melambaikan tangan dari video call kamar rumah sakit. Itulah lambaian tangannya yang terakhir, yang menjadi perpisahan kami adik baradik sebelum ajal menjemputnya dalam usia 53 tahun.

"Ya Rabb, "Ya Allah, ampunilah ia, kasihilah ia, berilah ia kekuatan, maafkanlah ia, dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan ia dengan air salju dan air es. Bersihkan ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran, berilah ganti rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah ganti keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan ia ke surga, jagalah ia dari siksa kubur dan neraka."

[]Syafriadi




Untuk saran dan pemberian informasi kepada berazam.com, silakan kontak ke email: redaksi.berazam@gmail.com


Komentar Anda
Berita Terkait
 
 


About Us

Berazamcom, merupakan media cyber berkantor pusat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Indonesia. Didirikan oleh kaum muda intelek yang memiliki gagasan, pemikiran dan integritas untuk demokrasi, dan pembangunan kualitas sumberdaya manusia. Kata berazam dikonotasikan dengan berniat, berkehendak, berkomitmen dan istiqomah dalam bersikap, berperilaku dan berperbuatan. Satu kata antara hati dengan mulut. Antara mulut dengan perilaku. Selengkapnya



Alamat Perusahaan

Alamat Redaksi

Perkantoran Grand Sudirman
Blok B-10 Pekanbaru Riau, Indonesia
  redaksi.berazam@gmail.com
  0761-3230
  www.berazam.com
Copyright © 2021 berazam.com - All Rights Reserved
Scroll to top